KOTA MALANG – malangpagi.com
Delegasi Asean Panji Festival yang terdiri dari delapan negara termasuk Indonesia, Laos, Thailand, dan Filipina, mengadakan pertunjukan di halaman Balai Kota Malang, Sabtu (21/10/2023) malam.
Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat mengatakan bahwa menghargai upaya akulturasi budaya yang terjadi dalam festival ini. Terlebih lagi, Kota Malang menjadi tuan rumah untuk penyelenggaraan acara bertaraf ASEAN ini.
“Melalui ASEAN Panji, Pemerintah Kota Malang berencana untuk mengembangkan budaya Panji dan menjadikannya sebagai ikon wisata budaya yang mewakili Kota Malang. Terlebih lagi, Malang memiliki budaya topeng Malangan yang sangat berharga dan perlu dilestarikan,” ucapnya.
Wahyu menjelaskan Wayang Topeng Malangan adalah hasil dari pertemuan dan akulturasi tiga budaya, yaitu Jawa Tengah, Madura, dan Tengger. “Meskipun seni ini sangat berharga, era digital membawa tantangan, dan ada kekhawatiran bahwa seni dan budaya warisan nenek moyang ini semakin tergerus oleh kesenian modern. Oleh karena itu, Pemerintah Kota Malang berkomitmen untuk menjaga dan melestarikan seni budaya ini,” ujarnya.
Dirinya memaparkan ada tiga langkah yang akan diambil untuk menjaga kelestarian seni ini. Salah satunya adalah menjadikan budaya topeng Malangan sebagai ikon budaya yang mewakili Kota Malang.
“Tari Topeng Malangan akan terus dipertunjukkan dalam berbagai acara pemerintah. Selain itu, akan dilakukan upaya untuk mendaftarkan tari Topeng Malangan ke UNESCO sebagai warisan budaya dunia. Pemerintah Kota Malang juga berencana membuat tempat wisata khusus yang fokus pada seni tari Topeng Malangan,” jelasnya.
Terpisah, Direktur Tenaga dan Lembaga Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), Restu Gunawan mengatakan program dan pertunjukan ini akan memperkuat diplomasi budaya Indonesia, sehingga kolaborasi dalam seni budaya seperti ini akan terus berlangsung.
“Ketika mereka bersatu dalam satu kesatuan seperti ini, itu sangat positif. Ini menjadi kekuatan kita dalam memperkuat kerja sama dengan negara-negara Asean melalui cerita Panji. Ini merupakan hal penting untuk memperkuat diplomasi budaya dan mengembangkan kebudayaan. Kebudayaan adalah sesuatu yang berkembang dan kita memberikan ruang untuk pengembangan lebih lanjut,” ucapnya.
Ia menjelaskan dampak positif lainnya, yaitu bahwa program ini akan menjadi alat promosi pariwisata dan kuliner bagi daerah yang menjadi tujuan festival. “Selanjutnya, festival ini diharapkan akan menyasar negara-negara di luar wilayah Asean, sehingga seni budaya Indonesia akan semakin dikenal oleh berbagai negara,” ujarnya.
Lebih lanjut, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Malang, Suwarjana mengatakan dalam pertunjukan ini, mereka mengenakan busana adat dari negara masing-masing dan membawakan cerita tentang perjalanan Sekartaji dalam memperjuangkan cintanya terhadap Inu Kertapati.
“Terdapat banyak efek positif dan pelajaran yang bisa diambil dari pertunjukan ini. Masyarakat akan memiliki pengetahuan lebih dalam mengenai cerita Panji yang ada di negara-negara Asean,” ujar Suwarjana.
Selain itu, Suwarjana menjelaskan acara ini juga berfungsi sebagai alat promosi budaya dari kota ini, termasuk topeng malangan yang menghiasi pertunjukan. “pertunjukan seni budaya ini akan memperkuat cinta masyarakat terhadap warisan budaya leluhur,” paparnya.
Dia berharap bahwa masyarakat juga akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai budaya negara-negara lain, serta meningkatkan literasi seni budaya, terutama di kalangan generasi muda. “Saya berharap bahwa kegiatan bermanfaat seperti ini dapat menjadi bagian dari diplomasi negara Asean, yang membantu kita untuk bersatu dalam usaha untuk melestarikan seni dan budaya yang kita miliki bersama,” tandasnya. (Red.)