
KOTA MALANG – malangpagi.com
Junjung tinggi warisan budaya nusantara, gelaran pentas budaya wayang kulit ditampilkan oleh dalang cilik, Panji Agung Nusantara, bertempat di Gedung DPRD Kota Malang, Sabtu (2/9/2023)
Sang dalang, Panji Agung Nusantara yang masih duduk di bangku sekolah SMPN 4 Malang ini membawakan lakon Gathutkaca Jago dengan apik.
Ketua DPRD Kota Malang, I Made Riandiana Kartika mengapresiasi pagelaran tersebut. Menurutnya, kegiatan seperti ini harus terus didorong dan dilestarikan untuk bisa mempertahankan budaya nusantara.
“Memang perlu sosialisasi, namun kami akan terus mendorong bagian dari kita untuk melestarikan budaya. Dimulai dari generasi mudanya. Saya senang melihat penabuh, dalang, penari remonya juga dari anak milenial. Hal ini menunjukkan bahwa Kota Malang eksis mempertahankan budayanya,” ujar Made.
Dirinya mengaku baru pertama kali pertunjukan wayang kulit seperti ini digelar dalam 4 tahunnya sebagai Ketua DPRD Kota Malang. “Memang saya menginginkan beberapa kali. Ini bagian dari regenerasi, ada dalang cilik yang ingin tampil di gedung dewan,” ucapnya.
Dikatakannya, momen gelaran seni wayang kulit ini juga sebagai pembukaan menjelang ketuk palu perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) KUPA-PPAS Kota Malang.
“Pas sebelum kita ketuk perubahan APBD, saya ingin gedung dewan ini diruwat dulu. Kesannya, membahas APBD itu harus dengan kesucian hati, kemurnian pikiran, bersih dari tindakan dan selanjutnya yang kita putuskan murni untuk keputusan masyarakat,” jelas Made.
Made berharap akan banyak instansi-instansi terutama di Kota Malang ini yang menampilkan kegiatan pelestarian budaya nusantara.
“Gedung DPRD saya buka ruang untuk kegiatan pelestarian budaya. Saya harapkan dinas lain dalam melaksanakan pembukaan kegiatan penting tetap harus menampilkan budaya nusantara,” ujarnya.
“Jangan ragu untuk pertahankan budaya nusantara, karena kita yang mempertahankan dengan caranya. Menurut saya yang penting tertarik dulu, tidak harus mengikuti yang pakem. Kembangkan dengan dunia kekinian yang ada, saya kira kolaborasi itu akan melahirkan kesan pesan yang bagus,” pungkas Made.

Di tempat yang sama, Direktur Utama Perumda Tugu Tirta, M Nor Muhlas mengapresiasi pagelaran wayang kulit sebagai pencerminan budaya nusantara.
“Kami sangat mengapresiasi pagelaran wayang kulit ini yang dimana kegiatannya mencerminkan budaya nusantara. Kita bisa melihat bersama gelaran wayang di rumah rakyat ini,” beber Muhlas.
Dirinya merasa bangga karena baru pertama kali pagelaran kebudayaan Nusantara dilaksanakan dan dibawakan oleh dalang cilik.
“Saya merasa bangga karena rumah rakyat gedung DPRD Kota Malang dijadikan tempat pagelaran wayang kulit yang dibawakan dalan cilik ini. Kita tetap memahami bahwa generasi milenial ini rawan terpengaruh budaya luar,” pungkasnya. (YD)