KOTA MALANG – malangpagi.com
Puluhan organisasi massa dan LSM menggelar aksi damai di depan Balaikota Malang dengan menyalakan ratusan lilin pada Kamis sore (7/10/2021).
Hal tersebut dilakukan sebagai desakan untuk terus mengawal proses hukum yang menjerat Walikota Malang, Sutiaji beserta jajarannya, terkait kasus gowes Kondang Merak pada 19 September lalu.
Lambannya proses hukum terhadap kasus ini menjadi sorotan publik Kota Malang. Sehingga sejumlah ormas bergerak menggelar aksi damai seribu lilin. “Seribu lilin ini sebagai pengingat, agar proses hukum jangan sampai mati suri. Peristiwa Kondang Merak jangan dilupakan,” ucap Koordinator Aliansi FRONTAL Malang Raya, Dani Agung Prasetyo.
Menurutnya, pelanggaran PPKM yang dilakukan Walikota Malang beserta jajarannya, dengan menerobos masuk Pantai Kondang Merak, sudah berjalan lebih dua minggu. Namun prosesnya masih landai-landai saja.
Dirinya pun menegaskan, bahwa FRONTAL Malang Raya mendukung proses hukum yang sudah berjalan dan ditangani oleh Polda Jawa Timur. Tetapi, pihaknya juga mewanti-wanti agar jangan sampai hukum tajam ke bawah dan tumpul ke atas.
“Hukum harus ditegakkan. Dan kami akan mengawal kasus ini. Jangan sampai hukum tumpul ke atas dan tajam ke bawah. Ini akan menjadi preseden buruk,” tegas Dani.
Sementara itu, suasana di depan Balaikota Malang sore itu semakin hangat dengan orasi-orasi lantang menuntut ditegakkannya keadilan.
“Kami prihatin dengan ulah Bapak Walikota beserta jajarannya. Kami sebagai rakyat patuh terhadap aturan negara, dengan tidak melanggar aturan PPKM. Tapi kok pemimpin kita dengan leluasa melanggar PPKM, yang semestinya dipatuhi. Ini adalah persoalan moral. Maka hukum harus ditegakkan,” pekik salah satu orator dalam aksi tersebut.
Ia menegaskan, Walikota Malang harus memberikan teladan. Bukan sebaliknya. Orang nomor satu di Kota Malang tersebut dinilai telah mencederai kepercayaan masyarakat. Oleh karena ini pihaknya menuntut untuk bertemu. “Mungkin jika ada Walikota saat ini, kami dapat berdialog. Kenapa pelanggaran itu bisa terjadi?” tanyanya.
Sementara itu, Baweh, yang mengaku sebagai perwakilan warga Kabupaten Malang merasa malu dan kecewa terhadap apa yang telah dilakukan Walikota Malang dan rombongannya. “Kami sudah patuh. Tapi apa yang Bapak lakukan? Melanggar aturan!” teriaknya lantang.
Dirinya pun meminta Walikota Malang untuk keluar dari gedung Balaikota, untyuk menemui para pengunjuk rasa dan meminta maaf secara terbuka.
“Kalau betul-betul Anda memohon maaf, jangan hanya lewat media saja. Temuilah kami. Jika Anda tidak keluar, berarti Anda tidak bijaksana dan pengecut,” tukas Baweh, yang disambut gemuruh massa.
Hingga aksi damai ini usai, Walikota Sutiaji tetap tidak menemui para pengunjuk rasa.
Meski suasana sempat memanas, aksi damai dan keprihatinan yang diikuti antara lain oleh MCC, GERPAS, LBH Waskita, Jaman, Pribumi, Pro Desa, Anshor, GERBANG, LSM LIRA, dan FRONTAL Malang Raya ini berjalan cukup lancar. (Har/MAS)