KOTA MALANG – malangpagi.com
Universitas Brawijaya (UB) Malang menggelar vaksinasi kepada dosen dan tenaga kependidikan (tendik) berikut keluarga mereka, serta mahasiswa yang sudah terdaftar sebelumnya, Jumat (6/8/2021).
Giat vaksinasi di Gedung Samantha Krida UB itu dihadiri Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, didampingi Plt Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur dr. Herlin Ferliana, Direktur RSUD Dr. Saiful Anwar Kota Malang dr. Kohar Hari Santoso, Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Wahid Wahyudi, dan Rektor UB Nuhfil Hanani.
Rektor UB, Nuhfil Hanani mengungkapkan, kedatangan Gubernur pada acara ini adalah dalam rangka meminta Universitas Brawijaya untuk secara gotong royong membantu penanganan pandemi Covid-19.
Ia menyampaikan, UB hingga detik ini sudah membantu masyarakat melalui sarana Rumah Sakit Universitas Brawijaya (RSUB) dan klinik yang dimiliki. Selain itu juga dalam pemberian vaksin, mulai dosen dan tendik beserta keluarga, serta para mahasiswa. Baik mahasiswa asing maupun difabel, dan juga masyarakat.
“Kegiatan ini berlangsung selama 4 hari. Dan tadi Bu Gubernur mengatakan pada kami, apabila vaksin kurang akan ditambah berapapun. Tidak lupa kami menyampaikan terima kasih kepada Gubernur Jawa Timur yang telah banyak membantu RSUB, baik berupa vaksin, oksigen, ataupun bed,” ungkap Nuhfil.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengatakan, dirinya hadir bersama Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur yang mengomunikasikan kepada seluruh perguruan tinggi di wilayahnya, untuk membantu melakukan akselarasi vaksinasi.
“Kenapa sifatnya akseleratif? Karena pada dasarnya masing-masing Kabupaten atau Kota memiliki kuota vaksin. Yang dilakukan perguruan tinggi adalah di luar kuota yang disediakan Kabupaten atau Kota,” tegas orang nomor satu di Jawa Timur itu.
Khofifah menambahkan, saat ini Pemerintah Jawa Timur bekerja sama dengan Dinas Sosial Jawa Timur terkait vaksinasi khusus untuk disabilitas.
Selain itu, pihaknya juga bekerja sama dengan Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) III Malang, dalam proses pendekatan aglomerasi dan percepatan vaksinasi.
“Aglomerasi Malang Raya yang terdiri dari Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu perlu adanya program akseleratif. Kami mohon apa yang dilakukan Universitas Brawijaya dan perguruan tinggi lainnya di Malang dapat dilakukan secara kontinu,” urai Politisi Partai Kebangkitan Bangsa itu.
Hari ini kita melihat proses vaksin. Jangan berhenti sampai di sini. Harus terus dilakukan sampai jatuh tempo dosis kedua,” imbuhnya.
Perempuan yang pernah menjabat Menteri Sosial itu menegaskan, pendekatan aglomerasi menjadi penting, karena melihat capaian pelaksanaan vaksinasi Malang Raya sebagai satu kesatuan.
“Kami sudah melakukan pemetaan dan mitigasi percepatan yang harus kami lakukan. Aglomerasi penting untuk bisa menghitung bagaimana percepatan bisa dilakukan di setiap wilayah,” beber Khofifah.
“Kami menyebut aglomerasi, karena di sini terdapat kemungkinan episentrum-episentrum interaksi masyarakat dari berbagai daerah. Dari berbagai provinsi bahkan negara,” lanjutnya.
Saat ditanya mengenai jumlah kuota yang digelontorkan, Khofifah menanggapi bahwa Pemerintah Jawa Timur dan perguruan tinggi tidak mengenal kuota.
“Kami tidak bicara kuota. Kapan vaksin datang langsung kita distribusikan. Kami bersama keluarga besar Universitas Brawijaya menggunakan password GPL. Vaksin datang kita distribusikan pakai password GPL. Yaitu ‘Gak Pakai Lama’. Program ini kita sebut Akselarasi Vaksin,” terangnya.
“Kami berharap teman-teman dari berbagai media membantu mengkomunikasikan kepada masyarakat bahwa saya ingin aglomerasi Malang Raya mendapatkan program-program akselerasi agar minimal 70 persen capaian vaksinasi bisa kita wujudkan” harapnya.
Khofifah mengatakan, per hari ini (Jumat, 6 /8/2021) Jawa Timur sudah jatuh tempo dosis kedua sebanyak 4,2 juta.
“Artinya kita butuh vaksin dosis kedua sebanyak 4,2 juta vaksin. Sudah kami koordinasikan dengan Menko Maves (Menteri Koordinasi, Maritim dan Investigasi), Menkes (Menteri Kesehatan), dan Pak Mendagri (Menteri Dalam Negeri) apabila ada kebutuhan mendasar untuk vaksinasi kedua. Sementara keperluan vaksin pertama juga dilakukan,” ungkap Khofifah.
Ia pun berpesan kepada Universitas Brawijaya, untuk dapat membantu pendistribusian vaksin, utamanya di aglomerasi Malang Raya.
“Mungkin minggu depan ada dropping vaksin lebih besar. Mohon UB untuk membantu, terutama di aglomerasi Malang Raya. Karena memang kita butuh percepatan,” pungkasnya. (Har/MAS)