KOTA MALANG – malangpagi.com
Di tengah situasi pandemi, gairah dunia tinju Bumi Arema kembali bangkit. Petinju kebanggaan Arek Malang, Hero Tito berhasil mengalahkan petinju yang sebelumnya memiliki rekor tak terkalahkan, Jansen Hebi Marapu dari sasana XBC Tangerang Selatan, dalam sebuah pertandingan di kelas Super Ringan Super 63,5 Kilogram kejuaraan WBC International, di Balai Sarbini, Jakarta, 14 April 2021 lalu.
Petinju asal Pemuda Pancasila (PP) Boxing Camp tersebut bertanding di partai tambahan eliminasi sebelum bertanding di kejuaraan WBC Asia.
Partai yang digelar dalam 10 ronde itu belangsung cukup seru. Mesti tak diunggulkan, Hero Tito mampu merengkuh kemenangan angka atas lawannya, 98-95, 95-95, 97-94. Dengan hasil tersebut, Hero kini memiliki rekor 48-12-0 (14 KO).
“Jujur, lawan saya saat itu cukup kuat. Rekornya pun 15 kali tak terkalahkan. Alhamdulillah, dengan berlatih keras saya bisa kalahkan,” ucap petinju bernama asli Heru Purwanto itu kepada Malang Pagi, Minggu (25/4/2021).
Dirinya mengaku memiliki persiapan khusus menjelang pertandingan lalu. Selain jogging rutin, Hero meningkatkan fisiknya dengan melakukan sparring hingga 100 ronde.
“Rencana ke depan, di bulan 8 tahun ini, saya akan kembali naik ring dalam kejuaraan WBC Asia. Target harus menang lebih cepat. Fisik pun sudah tertata dengan baik,” tegas pria yang mengidolakan Oscar de La Hoya dan Chris John itu.
Pada kejuaraan WBC Asia di Situbondo Agustus nanti, Hero Tito peluang untuk naik ke peringkat 20 hingga 15 dunia versi badan tinju WBC jika meraih kemenangan. Selanjutnya jika Ia dapat mempertahankan gelar, otomatis akan naik ke peringkat 10 besar, bahkan menembus 5 besar.
“Kejuaraan tinju international di Balai Sarbini beberapa waktu lalu, merupakan event pertama selama pandemi. Terkait jumlah penonton dibatasi maksimal 50 orang, dan dilakukan protokol kesehatan ketat,” jelas pria asal Desa Banjarejo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang itu.
Menurut penuturan Hero, biaya keberangkatannya ke Jakarta mendapat bantuan dari owner Ayam Nelongso, Nanang Suherman. “Alhamdulillah, saya dibantu orang-orang yang sangat peduli dengan olahraga tinju,” ucapnya.
Pria yang memiliki gaya bertinju ortodoks dan counter boxer itu memaparkan, bantuan dari owner Ayam Nelongso tersebut antara lain digunakan untuk ongkos pesawat pergi pulang, biaya hidup selama satu bulan di Jakarta, dan persediaan vitamin.
Sebelum pertandingan dirinya harus menjalani karantina selama satu bulan di mess. Selama karantina, Petinju berusia 34 tahun itu menjalani latihan pagi dan sore untuk menjaga kondisi fisiknya.
“Kemenangan yang saya raih dalam kejuaraan tinju WBC International kemarin, saya persembahkan untuk Malang Raya, khususnya Kota Malang. Karena saya bertanding tidak membawa nama kota lain,” tegasnya.
Sayangnya, keberhasilan Hero Tito meraih kemenangan dalam kejuaraan tinju internastional tidak dibarengi adanya kepeduliaan dari pihak-pihak terkait. Ia mengaku sampai detik ini belum mendapat perhatian sama sekali dari Pemerintah Daerah.
“Kami berharap Pemerintah Daerah, khususnya Kota Malang, dapat lebih peduli lagi kepada insan-insan tinju Kota Malang. Terutama kepada atlet yang berprestasi. Mengingat sejak dulu Malang dikenal sebagai barometer tinju nasional,” tutupnya.
Reporter : Doni Kurniawan
Editor : MA Setiawan