KABUPATEN MALANG – malangpagi.com
Bupati Malang Drs. HM Sanusi, MM menerima kunjungan kerja Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno ke Kabupaten Malang.
Kedatangan Menparekraf dalam rangka meresmikan Tourist Information Center dan Pamoedjan Oleh-Oleh yang terletak di Cafe Sawah, Desa Pujon Kidul, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang pada Sabtu (22/5/2021).
Selain itu, Sandiaga Uno juga ingin melihat peningkatan nilai jual kearifan lokal melalui pendekatan pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) di Kabupaten Malang.
Dalam kesempatan tersebut, turut hadir Wakil Bupati Malang Drs. H Didik Gatot Subroto, SH MH, Sekda Kabupaten Malang Dr. Ir. Wahyu Hidayat, MM, Ketua TPPKK Hj Anis Zaidah, SE, Wakil Ketua TPPKK Hj Hanik Dwi Martya, Kepala Disparbud Kabupaten Malang Dr. Made Arya Wedhantara, SH M.Si, dan Kepala Disperindag Kabupaten Malang Agung Purwanto
Di samping itu, hadir pula Walikota Batu Dra. Hj Dewanti Rumpoko, M.Si didampingi Dandim 0818 Letkol Inf Yusub Dody Sandra.
Kegiatan diawali dengan mengunjungi Kampung Budaya, di mana Menparekraf disambut hangat oleh Kepala Desa Pujon Kidul. Selanjutnya rombongan Menteri dan Bupati diajak untuk meninjau Rumah Pawon, sebuah rumah makan yang khas dengan suasana pedesaan.
Masih di Kampung Budaya, Sandi kemudian mengunjungi Omah Batik dan mencicipi kegiatan mencanting batik. Tak lupa Ketua TPPKK Hj Anis Zaidah memberikan cendera mata kepada Menparekraf.
Setelah itu rombongan menuju lokasi kedua yakni Cafe Sawah Desa Wisata Pujon Kidul. Di lokasi tersebut Menparekraf meresmikan Tourist Information Center dan Pamoedjan Oleh-Oleh. Peresmian ditandai dengan pemotongan pita dan penandatanganan prasasti oleh Sandiaga Uno.
Pada kesempatan itu, Bupati Sanusi turut memamerkan potensi yang dimiliki Desa Wisata Pujon Kidul kepada Menparekraf. Menurut Bupati, Cafe Sawah yang berada di Desa Pujon Kidul menjadi desa percontohan untuk mengembangkan potensi wisata.
“Cafe sawah ini dulu memang sawah murni, lalu dibuat kafe di tengah-tengah sawah. Mudah mudahan dengan adanya Cafe Sawah ini memunculkan ide-ide desa wisata yang lain,” tutur Sanusi.
Dijelaskan Sanusi, Cafe Sawah mulanya hanya menghasilkan sekitar 20 juta rupiah per tahun. Namun setelah berkembang menjadi desa wisata, Cafe Sawah kini memiliki omset hingga 1,2 miliar rupiah per tahunnya.
Di sisi lain, Sandi berharap desa wisata bisa mengadaptasi sistem digital. Hal itu dimaksudkan agar desa wisata bisa dikembangkan lebih optimal.
Sandi menyebut bahwa Kemenparekraf siap memfasilitasi dengan memberikan program peningkatan keterampilan serta kemampuan pengelolaan desa wisata. Terutama untuk beradaptasi dengan teknologi digital, agar potensi yang ada di masing-masing desa bisa dieksplorasi.
“Desa wisata harus beradaptasi dengan digitalisasi, agar tidak tertinggal dan bisa menjadi contoh untuk desa lain,” tegas Sandi.
Bupati Sanusi sendiri telah menargetkan pertumbuhan ekonomi di setiap kawasan pengembangan. Di antaranya area persawahan yang disulap menjadi destinasi wisata.
“Agar bisa dapat melipatgandakan perekonomian warga setempat, kami gerakkan ekonomi kreatif dengan meningkatkan potensi. Dari padi yang delapan ton, sekarang sudah bisa 15 ton. Dari hasil sawah yang mencapai 10 juta rupiah per tahun, kami upayakan minimal 100 juta rupiah sampai 1 miliar rupiah per tahun,” tutur Sanusi.
Kepada Sandi, Bupati juga mengenalkan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), dengan harapan bisa segera ditetapkan sebagai destinasi wisata di Kabupaten Malang.
“Mumpung ada Pak Menteri, kami harap TNBTS segera ditetapkan menjadi destinasi wisata di Kabupaten Malang,” pungkasnya.
Reporter : Dodik
Editor : MA Setiawan