KOTA MALANG – malang pagi.com
Dalam rangka melestarikan serta mendokumentasikan sebaran musik tradisional dari Aceh hingga Papua, Museum Musik Indonesia (MMI) pada medio Desember 2021 lalu telah meluncurkan sebuah panel baru di salah satu sudut ruangan, yang berada di Gedung Kesenian Malang, Jalan Nusakambangan No. 19 Kota Malang.
Ketua MMI, Hengki Herwanto mengungkapkan, launching panel tersebut berhubungan dengan peta musik Indonesia. Di dalamnya terdapat nilai-nilai penting yang terkandung dalam upaya pelestarian kebudayaan yang dituangkan melalui musik.
“Dalam panel musik ini, kami mendokumentasikan sebaran musik tradisional mulai dari Aceh hingga Papua. Nantinya akan kami publikasikan lewat website Museum Musik Indonesia. Sehingga saat masyarakat dapat mengetahui musik-musik tradisional yang ada di dalamnya. Hal ini merupakan salah satu langkah MMI untuk melestarikan warisan leluhur dan nilai-nilai budaya melalui musik,” terang Hengki Herwanto, Sabtu (22/1/2022).
“Untuk menghormati hak cipta, kami hanya menampilkan narasi dan cerita dari lagu yang diakses. Tetapi jika masyarakat ingin mendengarkan lagu yang diinginkan, kami sudah menyiapkan link untuk diunduh,” imbuhnya.
Dirinya menyebut banyak nilai-nilai penting dari pesan yang disampaikan melalui musik. “Musik dapat membangun persahabatan antarbangsa. Selain itu, musik merupakan tradisi universal di seluruh dunia,” ucap Hengki.
Menurutnya, kegiatan ini merupakan implementasi amanah khusus dari UNESCO melalui Program MOWCAP (Memory of the World Committe for Asia dan Pasific). “Dengan harapan, seluruh informasi dapat diakses dengan mudah oleh seluruh masyarakat di dunia,” jelasnya.
Hengki, yang juga merupakan anggota Tim Ahli Cagar Budaya Kota Malang ini, menyebut bahwa pendokumentasian musik daerah selain sebagai bentuk kepercayaan dari UNESCO, juga sebagai perwujudan visi MMI. Yaitu sebagai pusat dokumentasi musik Indonesia, yang selalu digaungkan sejak MMI berdiri.
Selaras dengan hal itu, penasihat hukum MMI, Eko Hadi Purnomo mengapresiasi kiprah yang dilakukan MMI, dalam memberikan warna terhadap pelestarian kebudayaan Indonesia, khususnya di bidang musik.
“MMI yang kelihatannya sederhana, ternyata dikenal dunia. Hingga UNESCO memberikan amanah untuk menyusun musik tradisional mulai Aceh hingga Papua. Ini sungguh luar biasa. Selain itu, MMI yang berada di Kota Malang juga merupakan salah satu tujuan wisata,” ujar anggota Komisi D DPRD Kota Malang itu.
Eko memandang, MMI memiliki nilai plus yang perlu ditangkap dengan baik oleh Pemerintah Kota Malang, serta turut berkontribusi untuk memajukan keberadaan MMI.
“Semoga MMI dapat lebih dikenal, baik di Indonesia maupun dunia. Dan generasi muda dapat mencintai musik Indonesia, khususnya di Kota Malang,” tutup Eko. (Har/MAS)