
KOTA MALANG – malangpagi.com
Sejumlah Cabang Olahraga (Cabor) dipastikan tak akan dipertandingkan dalam Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) tahun 2025 tingkat SD/MI. Hal itu mengacu pada panduan O2SN tahun 2025 yang telah dikeluarkan oleh Balai Pengembangan Talenta Indonesia (BPTI) atau Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas).
Padahal di tahun 2024, ajang olimpiade olahraga di tingkat SD/MI itu mempertandingkan 6 Cabor diantaranya, Kid’s Athletics (Atletik Anak), Renang, Bulu Tangkis, Pencak Silat, Karate, dan Senam.
Dalam panduan terbaru, ajang 02SN tahun 2025 tingkat SD/MI hanya menyisakan tiga Cabor saja yaitu, Pencak Silat, Karate, dan Senam. Tentunya, keputusan ini membuat para guru olahraga dan atlet di seluruh daerah, khususnya Kota Malang kecewa.
Ketua Pelaksana Seleksi Atlet Kecamatan Sukun tingkat SD/MI, Eko Budianto menyayangkan adanya penghapusan beberapa Cabor dalam ajang O2SN tersebut.
Eko mengaku kecewa karena penghapusan beberapa Cabor dalam O2SN tahun 2025 itu dirasa sangat merugikan atlet pelajar.
“O2SN ini gelaran yang selalu ditunggu oleh anak-anak. Jadi bukan hanya sekadar lomba, tetapi menjadi tempat pelajar meraih prestasi hingga tingkat nasional. Adanya penghapusan ini tentu merenggut harapan anak-anak dalam meraih prestasi dalam bidang olahraga,” ujar pria yang juga menjabat sebagai guru SDN Tanjungrejo 4 Kota Malang, Senin (14/4/2025).
Dirinya berharap agar Pemerintah Pusat dapat mengkaji ulang juknis tersebut dan gelaran O2SN ke depannya bisa mempertandingkan lebih banyak Cabor.
“Kalau bisa jangan dikurangi, justru harus ditambah. Harapan kami, O2SN bisa mempertandingkan lebih banyak cabor. Karena ajang ini mampu mencetak atlet muda berbakat di masa depan,” tuturnya.
Kekecewaan tersebut juga turut dirasakan oleh Atlet cilik dari SDN Bandulan 3 Kota Malang, Narendra Putra Wibawa. Di tahun perdananya mengikuti seleksi, justru Cabor yang diikutinya turut dihapus oleh Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas).
“Sejak dikasih tahu oleh pak guru ada olimpiade ini saya sangat senang. Saya sebenarnya baru pertama kali ikut O2SN tahun ini. Padahal saya sudah berlatih untuk persiapan lomba lari ini, karena ingin berprestasi sampai tingkat nasional,” ucapnya.
Meski begitu, ia tetap berlatih keras untuk mengikuti ajang turnamen lain di Kota Malang. “Saya harus mencari kompetisi agar tetap bisa bertanding dan meraih prestasi di tempat lain,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan Pendidikan Dasar (Pendas) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang, Muflikh Adim membenarkan adanya penghapusan beberapa Cabor tersebut.
“Di tahun 2025 ini memang ada penghapusan Cabor. Tentunya banyak yang kecewa, mulai dari guru, siswa-siswi, maupun orang tua, karena anak-anaknya sudah berlatih keras,” ujar Adim.
Adim mengatakan, Disdikbud Kota Malang akan tetap mengapresiasi para atlet yang telah berlatih keras hingga masuk babak seleksi di Kota.
“Kami tidak akan diam saja, nanti akan kami beri penghargaan bagi para atlet yang lolos hingga babak seleksi di kota. Penghargaan itu bisa mempengaruhi anak-anak di Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) atau masuk ke tingkat sekolah jenjang selanjutnya,” pungkasnya. (YD)