Malang, malangpagi.com
Peringatan Hari Sungai Nasional yang jatuh pada 27 Juli 2019, sebagian masyarakat bersama Komunitas Kali dan Budaya Malang Raya, menggelar acara Slametan Kali pada dua lokasi selama dua hari yakni Wendit Mangliawan Kabupaten Malang dan Muharto Kutobedah Kota Malang, Senin (29/7/2019).
Dalam acara, presenter budaya sekaligus penari Wibie Maharddika Suryometaram, memperkenalkan kesenian tari Beksan Wanara pada masyarakat khususnya kaum milinea. Mataya Flash Mob (MFM) suguhan tari dari KHP Kridha Mardawa Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat memantik gerakan muda milenia Indonesia untuk gandrung kembali dengan seni tradisi.
“Uri-uri budaya sangat penting mas, agar budaya ajaran warisan leluhur kita tidak punah, dan alhamdulillah peminatnya lumayan, mulai dari pelajar SD, SLTP, SMK, dan umum,” tuturnya kepada malangpagi.com.
Ragam tarian yang telah disempurnakan oleh KRT. Purbaningrat bin GPH. Suryomentaram I bin Sultan Hamengku Buwana VI yang aktif sebagai Abdi Dalem Kraton. Ia adalah seorang empu seni tari dan karawitan kraton tiga jaman yang sangat kreatif, inovatif dan produktif.
Tak hanya itu dirinya juga mendapat penghargaan nasional dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan era Presiden Suharto sebagai Seniman Budayawan Penyempurna Tari Klasik Gagrak Mataram Ngayogyakarta.
Wibie Maharddika Suryometaram mengatakan, “Filosofi tarian Wanara yang diciptakan bukanlah penggambaran Kethek Njoged (Kera menari), melainkan Hanjoged Kethek atau menarikan gerakan kera. Selain itu juga menekankan agar para Mataya (penari) hendaklah menjaga keindahan dan keagungan tari itu tidak hanya di atas pentas pendhapa, melainkan juga menyerapnya dalam perilaku akhlaq sehari-hari sebagai wujud tarian kehidupan yang nyata,” paparnya.
“Tari klasik gaya Mataram Ngayogyakarta adalah seni untuk membangun karakter manusia yang dipadukan dengan keimanan yaitu Sawiji/Tauhid (memiliki totalitas, fokus, konsentrasi, ketenangan), Greged/Sholih (dinamis, kreatif, inovatif, produktif), Sengguh/Iman (percaya diri, rendah hati), Ora Mingkuh/Istiqomah (tidak putus asa, pantang menyerah, penuh dedikasi dan tanggungjawab),” tutupnya.
Diharapkan semangat Manunggal Nyawiji Jiwa Sang Amurwabhuni demi kebangkitan membangun Ibu Pertiwi, para Wanara Malang Raya telah menginspirasi gerak cinta kasih damai harmoni bangsa Indonesia dan semesta.
Reporter : Doni
Editor : Ana