KOTA MALANG – Malangpagi.com
Masa pandemi berdampak pada semua sektor, tak terkecuali sektor pariwisata yang menjadi faktor utama penyumbang devisa negara, kini harus mengalami keterpurukan. Begitupun pada kampung – kampung tematik yang terbalut dalam Pokdarwis, seolah mati suri.
Bagaimana tidak, sejak Virus SARS Cov-2 mewabah sejak Bulan Maret, praktis kampung – kampung yang memiliki potensi tersebut harus tutup. Bahkan beberapa kampung yang akan menyelenggarakan event harus gigit jari.
Dimasa transisi pun, Pokdarwis masih belum bisa membuka diri untuk menerima tamu. Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi agar wisata kampung dapat beroperasi. Tentu bukan perkara mudah, pasalnya tidak semua kampung – kampung tematik dapat memenuhi kriteria yang telah diamanatkan pada Peraturan Wali Kota Nomor 19 Tahun 2020, tentang pedoman penerapan masyarakat produktif dan aman Corona Virus Disease 2019.
Diantaranya, APD, siap masker, hand sanitizer, tempat cuci tangan, thermo gun, face shield, sarung tangan, jaga jarak, tempat isolasi, tim gugus tugas dan rumah sakit rujukan. Setelah semua kriteria terpenuhi baru Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata meninjau lokasi baru dapat memberikan sertifikat yang menerangkan kampung tematik siap beroperasi.
Tidak semua kampung dapat memenuhi persyaratan tersebut. Merupakan angin segar, saat kampung – kampung tematik kehilangan geliat dan gairah. Sambutan datang dari pihak akademisi Universitas Brawijaya yang terangkum dalam nota kesepahaman dan kerjasama untuk dapat bergabung dengan Pokdarwis.
Bentuk – bentuk kerjasama berupa pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan peningkatan kualitas sumber daya manusia, serta dukungan program mereka belajar dan kewirausahaan. Nota kesepahaman tersebut telah ditandatangani oleh pihak Universitas Brawijaya yang diwakili oleh Rektor Prof. Dr. Ir Nuhfil Hanani, AR MS dan pihak kampung tematik ditandatangani oleh ketua setiap Pokdarwis.
Bentuk hubungan ini bagai simbiosis mutualisme antara kedua belah pihak saling menguntungkan.
“Dimasa pandemi ini, tantangan terberat di sektor pariwisata. Kita ambil positifnya saja, mungkin disaat badai Covid melanda, pihak Universitas Brawijaya dapat bekerjasama dengan kampung – kampung tematik. Selain itu kami ingin mahasiswa kami dapat melakukan pengabdian lingkar kampus” ujar Wakil Rektor 3 Universitas Brawijaya, Prof Abdul Hakim di hadapan ketua Pokdarwis dan Forkom Pokdarwis Kota Malang, Rabu (1/7/2020).
Hal senada juga di sampaikan Ati Swasini, Kepala Seksi Pengembangan Pariwisata, perwakilan dari Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kota Malang. Ia sangat mengapresiasi nota kesepahaman antara Pokdarwis dan Universitas Brawijaya yang merupakan pintu masuk sebagai pengenalan kampung – kampung tematik pada khalayak. Sehingga diharapkan para wisatawan datang ke Malang tidak melancong ke Batu namun bisa mengunjungi kampung – kampung tematik yang tersebar di Kota Malang.
Setelah penandatanganan MOU, acara di lanjutkan dengan FGD 20 kampung yang di pandu oleh Ilhamudin Nukman, S.Psi, MA, Staf Ahli Wakil Rektor 3 Universitas Brawijaya. Diawali presentasi dan perkenalan 20 kampung oleh Isa Wahyudi Ketua Forkom Pokdarwis Kota Malang.
“Kami orang kampung ingin maju bersama – sama dengan ragam karakter kampung yang berbeda, bahwa kampung tematik adalah kampung yang mandiri siap bekerjasama menjadi tempat mereka belajar bagi semua mahasiswa. Oleh karena itu kampung tematik di Kota Malang perlu berjejaring dengan semua kampus termasuk kampus UB” ungkap pria yang akrab di sapa Ki Demang yang merupakan penggagas kampung budaya Polowijen.
Kedepan akan ditempatkan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN), agar dapat berperan aktif dalam peningkatan dan pengembangan pariwisata, sehingga tidak menutup kemungkinan kampung – kampung tematik menjadi ikon di Kota Malang sebagai Kota Pariwisata. Selain itu, Coch Ilham sapaan pria dosen Psikologi UB itu juga mengusulkan “Bagaimana ada penyelenggaraan event budaya nasional yang berbasis di Kota Malang agar menjadi hubungan wisata budaya di Indonesia.
Adapun bentuk penyelenggaraanya bisa di kampung – kampung tematik maupun bisa di selenggarakan di tempat lain dengan melibatkan semua mahasiswa dan kampung tematik, sehingga akan bisa manarik wisatawan domestik maupun mancanegara, itu bisa terlaksana tahun depan ketika Covid ini bisa segera berlalu” pungkasnya.
Reporter: Doni
Editor: Tim Redaksi