
KOTA MALANG – malangpagi.com
Serikat Sopir Indonesia (SSI) Malang merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-8 bertajuk Sopir Bermartabat, Sopir Berdaulat, Indonesia Jaya, yang dilaksanakan di Terminal Arjosari, Selasa (20/5/2026).
Sekretaris Jenderal (Sekjen) SSI Malang, Agus Mulyono mengungkapkan keprihatinannya atas kondisi angkot saat ini yang kian terpinggirkan.
“Sebenarnya kami prihatin melihat angkot sekarang ini. Karena dahulu itu ramai sekali, tapi sekarang ini hampir mati, hampir tidak ada, sedikit sekali,” ujar pria yang akrab disapa Gus Mul.
Untuk itu, SSI Malang berkomitmen melakukan pembenahan menyeluruh, dimulai dari perawatan dan servis armada angkot agar lebih layak dan nyaman digunakan oleh masyarakat.
Ia mengatakan, salah satu agenda unggulan adalah rencana penyelenggaraan kontes mikrolet yang akan digelar di Terminal Arjosari, sebagai upaya mendorong estetika dan pelayanan prima dari para sopir angkot.
“Rencananya kita nanti akan ada kontes khusus mikrolet. Ingin mewujudkan mikrolet yang bagus dan bersih,” jelasnya.
Gus Mul juga menambahkan bahwa mikrolet yang ikut serta akan dibekali fasilitas tambahan seperti musik dan pendingin udara (AC), demi meningkatkan kenyamanan penumpang. Tak hanya pembenahan kendaraan, SSI Malang juga meluncurkan program SIM Kolektif sebagai bentuk dukungan terhadap legalitas para sopir.
“Program ini menyasar sopir yang kehilangan SIM atau SIM-nya telah kedaluwarsa. Namanya Serikat Sopir itu ya sopirnya harus punya SIM, harus taat hukum,” tegas Agus.
Gus Mul mengatakan, SSI Malang juga berencana bekerja sama dengan pihak pemerintah untuk memperjuangkan keringanan berupa pengampunan SIM, sehingga sopir yang sebelumnya sudah pernah memiliki SIM dapat memperpanjangnya tanpa harus melalui ujian ulang.
“Dengan desakan ekonomi seperti sekarang, banyak anggota kami SIM-nya mati. Kita ingin minta pengampunan, bagaimana jika tidak ujian lagi, tapi melanjutkan yang sudah teruji,” pungkasnya.
Dengan sejumlah program tersebut, SSI Malang berharap dapat mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap angkot, sekaligus memulihkan kondisi sosial ekonomi para sopir. (YD)