![](https://malangpagi.com/wp-content/uploads/2024/02/WES-Spectrum.jpg)
KOTA MALANG – malangpagi.com
Tahun 2024 memiliki keistimewaan tersendiri bagi Kota Malang, yang akan genap berusia 110 tahun. Menurut budayawan Wahyu Eko Setiawan, umur 110 tahun bagi sebuah kota punya makna spesial. “Dengan berbagai kronika historia yang ada selama 110 tahun ini, tentu Kota Malang telah melahirkan banyak kisah,” beber pria yang akrab disapa Sam WES itu kepada Malang Pagi, Kamis (1/2/2024).
“Ada kenangan romantis, kejadian heroik hingga fenomenal. Bahkan sebagian menjadi monumental yang terus dikenang hingga saat ini. Salah satunya adalah Stadion Gajayana,” lanjut Koordinator Tim Penulis Buku Spektrum Satu Abad Stadion Gajayana Malang tersebut.
Stadion Gajayana yang terletak di jantung Kota Malang dibangun pada 1924, dan kemudian diresmikan pada 1926. Jika dihitung dari proses pembangunannya, Stadion Gajayana hampir berusia 100 tahun, dan menjadikannya salah satu stadion tertua di Indonesia,” jelasnya.
Untuk, Sam WES mengajak masyarakat untuk memaknai dua momentum penting Kota Malang di tahun 2024 tersebut dengan mempersembahkan karya-karya terbaik mereka. Menurutnya, mencintai Kota Malang dapat diaplikasikan dengan menjaga hal-hal baik, termasuk memelihara kenangan dan sejarah di dalamnya.”Sebagai warga Kota Malang yang sangat mencintai daerahnya, tentu kita harus berupaya menanamkan sekaligus memperkuat kesadaran kolektif-kolegial,” ucap pengoleksi keris tersebut.
“Sebagai generasi penerus, semestinya memiliki tanggungjawab untuk menghormati, menjaga, dan melestarikan warisan keluhuran dari generasi sebelumnya. Untuk itu, beberapa penulis dan pegiat literasi Kota Malang membuka kesempatan bagi siapa saja yang mencintai Kota Malang, untuk bersama-sama melahirkan sebuah karya tulis berupa Buku Spektrum edisi khusus Satu Abad Stadion Gajayana Malang,” terang Sam WES.
Pihaknya pun membuka ruang sumbangsih karya tulis yang khusus membahas Stadion Gajayana Malang. Baik dalam perspektif masa lalu atau sejarah, masa kini, bahkan masa yang akan datang. “Semua karya yang masuk akan dikurasi terlebih dahulu oleh para penulis ternama. Dengan demikian, akan tercipta sebuah karya yang sangat monumental pada 2024 ini. Sebuah buku golden edition dan legacy, yang akan menjadi warisan bersejarah bagi bagi generasi mendatang,” terang pria kelahiran Mojokerto itu.
Adapun buku Spektrum Satu Abad Stadion Gajayana Malang akan dirilis pada 19–22 April 2024 di Stadion Gajayana, bersamaan dengan pameran 110 karya literasi paling berpengaruh bagi Kota Malang selama kurun waktu 1914 hingga 2024.
Sam WES mengaku proses pemilihan buku paling berpengaruh bagi Kota Malang akan membutuhkan energi dan rasionalisasi luar biasa. Untuk itu, pihaknya mengundang seluruh pihak untuk turut berpartisipasi dan mengusulkan buku apa saja yang paling memiliki pengaruh dalam perkembangan Kota Malang.
Dirinya berharap, karya yang dipersembahkan bagi Kota Malang mampu memberikan suar dan suluh pencerahan peradaban bagi generasi masa depan. “Verba Volent, Scripta Manent. Apa yang diucapkan akan lenyap seiring berjalannya waktu, sedangkan apa yang dituliskan akan tetap ada selamanya,” sebut Sam WES.
“Semoga kita bersama mampu terus memberikan karya terbaik untuk Kota Malang, dan beginilah cara kita mencintai Kota Malang dengan mempersembahkan karya terbaik,” tandas pendiri Komunitas Sekolah Embongan itu. (Har/MAS)