KOTA MALANG – malangpagi.com
Guna tercapainya kepuasan masyarakat atas layanan pemerintah yang tertib hukum, profesional dan akuntabel, Pemerintah Kota Malang tiada henti melakukan inovasi demi inovasi.
Menyambut ulang tahun Kota Malang yang ke-107, kemudahan akses pelayanan publik di kota ini segera mencapai level baru yang belum pernah ada sebelumnya.
Terlebih setelah Wali Kota Malang, Drs. H. Sutiaji menandatangani komitmen dengan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) untuk pembangunan Mal Pelayanan Publik (MPP) pada 2 Maret 2021 lalu.
Sarana ‘One Stop Service’ yang menyediakan lebih dari 200 jenis layanan publik tersebut disiapkan di lantai 3 Alun-Alun Mal, dan ditargetkan rampung Agustus tahun ini.
“Sambil menunggu proses, masyarakat dapat belanja maupun menikmati kuliner di satu lokasi. Ini yang dinamakan perkawinan sesungguhnya antara pusat layanan perizinan dan mal,” terang Wali Kota, terkait konsep MPP yang diusung.
Selaras dengan hal tersebut, Wali Kota telah mendelegasikan 98 persen layanan perizinan dan non-perizinan ke Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP) untuk memperpendek proses, melalui Perwal No. 3 Tahun 2020.
Bersinergi dengan penerapan Online Single Submission (OSS) dan penyusunan Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) Kemudahan Berusaha, diharapkan layanan publik tidak hanya makin cepat, namun juga mampu menarik investasi dan membuka lapangan kerja.
Di sektor pelayanan kependudukan dan pencatatan sipil, Pemkot Malang juga tak henti menghadirkan inovasi. Di antaranya dengan meluncurkan aplikasi SIAPEL, yang bisa diakses melalui siapel.malangkota.go.id.
Dengan aplikasi SIAPEL ini, masyarakat dapat mendapatkan pelayanan tanpa harus datang ke kantor, terobosan cetak dokumen di kelurahan mulai 15 Maret untuk kutipan akta hilang atau rusak, dokumen surat keterangan pindah WNI, serta sebuah terobosan inklusif administrasi dokuman kependudukan menggunakan huruf Braille (Aduh Bra) bagi penyandang disabilitas netra.
Digitalisasi layanan juga menjadi salah satu fokus pembenahan layanan publik di Kota Malang. Smart Governance adalah pilar penting dalam membangun Smart City. Terlebih dengan terjadinya pandemi Covid-9, maka penyediaan platform yang mampu memberikan rasa aman dalam berinteraksi antara pelayan publik dengan masyarakat tentu semakin memiliki nilai strategis.
Total tersedia 80 aplikasi pelayanan publik maupun administrasi pemerintahan yang digunakan saat ini. Integrasinya antaraplikasi tersebut terus dibangun, untuk memudahkan dan mempercepat layanan.
Sebanyak 551 titik Wi-Fi gratis juga telah disediakan di setiap RW. Tidak semata untuk memfasilitasi sistem pembelajaran daring setahun terakhir ini, tetapi juga dapat dimanfaatkan warga untuk mengembangkan literasi dan UMKM berorientasi e-commerce.
Bentuk layanan digital lain adalah tersedianya antrean online di seluruh puskesmas, rintisan migrasi sistem e-parkir yang telah dimulai di kawasan Stadion Gajayana dan akan ditambah sebanyak 4 titik lagi tahun ini.
Kesemuanya tentu tidak akan lahir jika ekosistem inovasi tidak ditumbuhkan lingkungan Pemerintah Kota Malang.
Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik telah diselenggarakan dalam tiga tahun terakhir, dan jumlah peserta pun terus meningkat. Tahun ini bahkan terdapat 45 inovasi, yang artinya mengalami peningkatan lebih dari 100 persen dibanding tahun sebelumnya.
Dalam ajang ini, Kota Malang secara rutin meraih prestasi tingkat nasional. Mulai Bank Sampah Malang (Top 25 Sinovik 2015), Layanan Pojok Braille (Top 99 Sinovik 2017), Brexit (Top 45 Sinovik 2019), hingga Sekolah Pasar Pedagang Cerdas/Sepasar Pedas (Top 45 Sinovik 2020).
Raihan tersebut meneguhkan citra Kota Malang sebagai gudangnya inovasi, serta membantu mendorong perbaikan capaian indikator misi keempat pembangunan.
Seperti dipertahankannya opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), naiknya nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (SAKIP), nilai Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE), dan nilai Indeks Reformasi Birokrasi.
Semua capaian itu tentu tidak membuat Pemkot Malang terlena. Masih banyak pekerjaan rumah untuk melayani masyarakat lebih baik. “Gol dari inovasi, adalah nilai manfaatnya,” tegas Sutiaji.
Editor : MA Setiawan