KOTA MALANG – malangpagi.com
SDN Lowokwaru 4 Kota Malang yang berada di Jalan Setaman No 2 menggelar Panen Karya saat momentum penerimaan Rapor (Laporan Resmi) siswa. Kamis (22/06/2023).
Pada kegiatan tersebut, tampak walimurid kelas 1 hingga 5 turut serta menyemarakkan perhelatan ini. Para siswa-siswi pun memamerkan karya selama pembelajaran 1 semester sesuai dengan tema atau kurikulum yang diajarkan. Mulai dari hasil karya berupa keramik, batik, eco print, kerajinan topeng ataupun kuliner berbahan kearifan lokal.
Kepala Sekolah SDN Lowokwaru 4 Kota Malang, Anis Yuniati menyampaikan tujuan diselenggarakannya Panen Karya adalah sebagai bentuk asesmen sumatif dari kegiatan P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) kelas 1 dan 4 dan bentuk asesmen inti keterampilan kelas 4 serta sebagai bentuk apresiasi terhadap usaha peserta didik selama berproses dalam kegiatan P5. “Apabila untuk Kurikulum 13 (KurTilas) namanya Puncak Tema tujuannya untuk mengapresiasi bentuk kreatifitas peserta didik selama pembelajaran,” jelas Anis.
Kepada Malang Pagi, ia mengemukakan Panen Karya dan Puncak Tema diharapkan dapat melatih kemampuan peserta didik dalam berinteraksi atau berkomunikasi dengan orang lain atau wali murid serta mengembangkan kepercayaan diri menyampaikan pendapat di depan umum. Ia menambahkan yang menjadi peserta dalam kegiatan Panen Karya yaitu kelas 1 dan 4 untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka dan Puncak Tema diikuti kelas 2, 3 dan 5 untuk mengimplementasikan Kurikulum 2013.
Melalui Kurikulum Merdeka, Anis berharap peserta didik mampu mengembangkan nilai-nilai enam dimensi Profil Pelajar Pancasila sebagai salah satu tujuan Pendidikan Nasional antara lain Beriman, Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, Berkhebinekaan Global, Mandiri, Gotong Royong, Kreatif dan Bernalar kritis.
“Sedangkan, dalam Kurikulum 2013 diharapkan peserta didik dapat menguatkan nilai-nilai pendidikan karakter antara lain Religius, Nasionalis, Mandiri, Gotong Royong dan Integritas,” jelasnya.
“Nilai-nilai tersebut ingin ditanamkan dan dipraktekkan melalui sistem pendidikan agar di ketahui, dipahami dan diterapkan di seluruh sendi kehidupan di sekolah dan di masyarakat,” bebernya.
Ditemui di tempat yang sama Pengawas Kecamatan Lowokwaru Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang Didik Siswanto mengatakan kegiatan Panen Karya ini merupakan acara yang ditunggu-tunggu anak untuk mengekspresikan dan memamerkan apa saja keterampilan yang dilatih ketika kegiatan P5. ” Alhamdulillah tadi saya ngobrol dengan salah satu peserta anak kelas 1 dan kelas 4 relatif anak-anak itu senang dengan kegiatan ini. Saya pun berharap tahun depan Panen Karya tetap ada dan dikembangkan lagi dengan variasi kegiatan yang tentunya disesuaikan dengan tema,” terang Didik.
Dirinya bersyukur lantaran di Kota Malang sudah banyak sekolah yang menjadi pilot projects sebagai sekolah penggerak. “Sekolah penggerak itu merupakan salah satu kegiatan atau usaha pemerintah untuk menggerakkan pemanfaatan penggunaan dan pelaksanaan Kurikulum Merdeka, yang notabennya sekolah penggerak nanti harus menggerakkan sekolah-sekolah lain juga di Kota Malang. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta bidang-bidang semua selalu mendukung kegiatan. Terutama ujung tombaknya pengawas. Pengawas harus memonitoring kegiatan-kegiatan di Kurikulum Merdeka dan pengawas juga sudah dilatih bagaimana cara mendampingi sekolah di Kurikulum Merdeka ini,” urainya.
Menurutnya, kegiatan Panen Karya SDN Lowokwaru 4 Kota Malang ini tidak ada sesuatu yang kurang. “Namun perlu dikembangkan dan harus digabung karena ada kelas-kelas tertentu yang belum Kurikulum Merdeka tetapi kegiatan ini digabung menjadi kegiatan pameran karya yang Kurikulum Merdeka nanti puncak proyek sementara yang belum Kurikulum Merdeka nanti namanya puncak tema. Dan keduanya adalah kegiatan yang luar biasa di waktukan pada saat raporan seperti ini sehingga orang tua murid mampu untuk memberi masukkan, mampu untuk membantu sekaligus mengkritisi kegiatan ini,” ujar Didik.
“Satu hal lagi, mungkin ke depan di SDN Lowokwaru 4 ini karya anak itu boleh dijual dengan harga yang normal atau mungkin harga di bawah normal. Tujuannya agar karya anak itu bisa tersosialisasikan ke masyarakat dan pihak kelas mempunyai anggaran untuk operasional. Barangkali untuk minumnya anak-anak dan lain sebagainya,” imbuhnya.
Dirinya sangat mengapresiasi pameran ini karena melibatkan peranan orang tua. “Kerjasama orang tua dan sekolah ini sangat dibutuhkan. Kolaborasi antara orang tua dan sekolah perlu digalakkan. Tanpa dukungan orang tua saya rasa sulit untuk berkembang dan kolaborasi ini sebagai untuk mencapai tujuan Kurikulum Merdeka. Perlu sinergi antara guru dan orang tua. Pesan saya tetap semangat melaksanakan kegiatan semacam ini dan selalu menggandeng orang tua karena salah satu stakeholder. Jika orang tua selalu diberi kesempatan untuk mengembangkan sekolah. Insyaallah, orang tua akan bersemangat untuk mengembangkan dan memajukan sekolah,” pungkas Didik. (Har/YD)