KOTA MALANG – malangpagi.com
Walikota Malang, Sutiaji mempresentasikan terkait inovasi Si Ikan Nila dalam penilaian oleh tim panel independen Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KPPP). Ajang bergengsi ini digelar secara virtual di Ngalam Command Center (NCC), Balaikota. Sutiaji didampingi oleh Wakil Walikota, Sofyan Edi Jarwoko, Sekretaris Daerah, Erik Setyo Santoso dan para pejabat terkait.
Inovasi Si Ikan Nila merupakan bentuk ekonomi kreatif yang dikembangkan oleh warga Kelurahan Bakalankrajan Kecamatan Sukun dan mengantarkan Kota Malang menjadi nominator menuju 45 Top Inovasi Nasional yang diselenggarakan oleh Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Demokrasi (KemenPAN RB)
“Inovasi kita adalah Si Ikan Nila yang menarik adalah karena tidak memakan tempat, tempat besar lorong-lorong bisa dimanfaatkan seiring Kota Malang merupakan kota yang memiliki kompetitor luar biasa sehingga muncul pengangguran terbuka di Kelurahan Bakalan Krajan ini. Adanya Si Nila dapat mengurangi pengangguran karena pelakunya adalah kaum milenial. Di samping itu pengembangannya dilakukan dari hulu hingga hilir” jelas Walikota Malang, Sutiaji. Kamis (8/7/2021)
Orang nomor satu di Kota Malang ini memaparkan identifikasi masalah bahwa 60,6 persen penduduk Kelurahan Bakalankrajan bekerja di sektor informal akibatnya penghasilan tidak menentu bahkan banyak yang terimbas adanya pandemi yakni adanya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), pekerjaan sepi sehingga penghasilan menurun. Selain itu ketahanan di perkotaan menjadi isu penting yang berimbas pada pemenuhan gizi masyarakat yang belum optimal dan hanya 40 persen pangsa pasar ikan nila maka ini adalah sesuatu yang bisa ditangkap.
“Inovasi ikan nila ini menggunakan metode bioflok yang memanfaatkan lahan sempit di area perkotaan, berbasis kewilayahan dengan lokasi rintisan Kelurahan Bakalan Krajan, jumlah pembudidaya 85 orang dengan produksi 26, 4 ton/triliun dan menghasilkan omzet 660,9 juta per tahun” papar politisi Demokrat ini.
Lebih lanjut ia menjelaskan dampak adanya inovasi Si Nila adalah adanya peningkatan pendapatan masyarakat sektor informal rata – rata 1,8 juta per bulan, penurunan tingkat pengangguran, adanya konsumsi ikan meningkat yang berimbas pada pengurangan angka stunting di Kelurahan Bakalan Krajan ini.
“Tidak hanya aplikasi namun juga memiliki strategi keberlanjutan dengan penerapan Standar Operasional Prosedur, adanya jejaring pemasaran dan tak kalah penting para milenial membuat konten sebagai bentuk promosi. Penyusunan buku mengenai pemberdayaan ini juga memberi nilai edukasi” imbuh pria kelahiran Lamongan ini.
Pemerintah Kota Malang berharap melalui Si Nila dapat berkontribusi dalam upaya pemberdayaan masyarakat serta tujuan berkelanjutan dan dapat berkontribusi pada ketahanan pangan kota. (HAR)