
KOTA MALANG – malangpagi.com
SMK Putra Indonesia Malang (SMK PIM) bersama CV Insan Berkarya menyelenggarakan launching program NEW TEFA (Teaching Factory) di Hotel Gajahmada Graha, Jalan Dr. Cipto No. 17, Rampal Celaket, Kecamatan Klojen, Kota Malang, Sabtu (18/12/2021).
Acara tersebut dihadiri antara lain oleh Kasubag Tata Usaha Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Wilayah Kota Malang dan Batu Sri Andayani, Kasie Pendidikan Menengah dan Kejuruan Dinas Provinsi Jawa Timur Wilayah Kota Malang dan Batu Sudijarsi Widiartiek, Ketua Pengurus Yayasan Putra Indonesia Malang Moch.Wahyudi, dan Kepala sekolah SMK Putra Indonesia Malang Atik Dina Fitria.
Selain itu, hadir pula rekanan dunia usaha dunia industri dan dunia kerja (DUDIKA) pendamping TEFA SMK PIM, antara lain pimpinan Garuda Food Putra Putri Jaya TBK, pimpinan PT Agaricus Sidomakmur Sentosa ASIMAS, pimpinan PT iMarks Trans, serta pimpinan UPT Laboraturium Materia Medica Batu (MMB).
Kepala Sekolah SMK PIM, Atik Dina Fitria, menyampaikan, dunia SMK semakin tahun semakin berkembang dengan program inovasinya. Salah satunya adalah pembelajaran TEFA.
“Sejak tahun 2000, program ini telah digaungkan secara massal dengan bentuk yang sangat sederhana. Berupa pengembangan unit produksi yang sudah dilaksanakan di SMK-SMK. Kemudian konsep tersebut berkembang pada 2005, menjadi sebuah model pengembangan berbasis industri. Salah satunya berbentuk factory sebagai tempat belajar,” terang Atik.
Atik memaparkan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah sendiri mengemukakan bahwa upaya penyiapan lulusan SMK di dunia kerja atau industri itu sebenarnya dapat dilakukan dengan lima cara, yaitu:
- Memperkuat kemampuan adaptif, meliputi kemampuan matematika terapan dan sains terapan.
- Memperkuat kemampuan berwirausaha.
- Menperkuat kemampuan menggunakan bahasa nasional dan internasional.
- Memperkuat kemampuan dasar TIK.
- Melaksanakan teaching factory dalam pembelajarannya.
“Pembelajaran TEFA berbasis keterampilan sesuai kompetensi keahlian. Tetapi ada yang spesial di dalamnya. Yaitu proses pembelajaran dengan muatan praktik berstandar industri,” papar Atik.

“Kemudian menggunakan media pembelajaran riil instrumen dan instalasi, yang menghadirkan situasi nyata, yang akan mereka temui di industri dalam bentuk prototype atau mini factory-nya. Selain itu, outputnya adalah produk atau jasa yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat,” lanjutnya.
Menurut Atik, masyarakat dapat menggunakan produk atau jasa hasil pembelajaran SMK, dengan cara peserta didik memasarkan produk hasil kreasi mereka ke masyarakat.
Rangkaian pembelajaran ini selanjutnya diintegrasikan dalam pembelajaran berbasis proyek, yang lebih relevan jika dirangkum dalam pembelajaran blok bertema.
Kondisi di SMK Putra Indonesia Malang juga perlu mengadaptasi program dengan proses pembelajaran industri, dan fokus dalam pembekalan kompetensi peserta didik.
“Melalui kolaborasi dengan sentra bisnis atau unit bisnis sekolah, yaitu UPJ SMK PIM, pembelajaran berbasis proyek dan menghasilkan produk unggulan sekolah semakin nyata. Sehingga mampu dikenalkan kepada masyarakat. Mari kita sepakat samakan presepsi,” ajak Atik.
Pihaknya menjelaskan, pembelajaran TEFA adalah suatu konsep pembelajaran berbasis produksi atau jasa, mengacu pada standar dan prosedur yang berlaku di dunia industri, dan dilakukan dalam suasana seperti yang terjadi di industri .
Secara level pengembangan, sentra bisnis SMK dapat dikategorikan sebagai berikut:
- Unit Produksi dan Jasa. Sarana pembelajaran yang mewadahi penguatan kompetensi kewirausahaan, melalui produksi dan pemasaran produk SMK.
- Teaching Factory. Pembelajaran yang mengintegrasikan proses belajar menghasilkan produk maupun jasa, yang layak jual dengan standar industri.
- Technopark. Suatu kawasan pembelajaran terpadu berbasis kompetensi berwawasan luas serta inovatif, yang menjadi arena riset dan pengembangan dari teaching factory.
“Jika disederhanakan, UPJ SMK PIM tidak menghilang. Karena UPJ kami sekarang berkembang menjadi menjadi TEFA. Sehingga jangan dipandang jadi unit yang berbeda. Karena jika tidak ada UPJ SMK PIM, tidak ada pula TEFA,” terang Atik.
Melalui TEFA, saat ini semua memiliki tugas besar. Yaitu melanjutkan aktivitas hilirisasi proses industri dalam skala kecil, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, yang saat ini terfokus pada produk sanitasi dan demineral.
“Tidak salah jika bermimpi menjadi besar dengan mengosistenkan kualitas produk, dan mengembangkan produk kreatif peserta didik lainnya,” tandas Atik. (DK99/MAS)