Topeng Malangan merupakan peninggalan warisan budaya leluhur asli berasal dari Malang.Topeng Malangan muncul pada abad 8 Masehi di era kerajaan Kanjuruhan. Pada masa itu kerajaan mengalami masa keemasan di bawah kepemimpinan Raja Gajahyana.
Waktu itu, Topeng Malangan menjadi hiburan dan tontonan yang menarik bagi warga Kanjuruhan, karena didalamnya banyak mengandung unsur filosofi makna kehidupan.
Berangkat dari sinilah SMPK Pamerdi menggelar ujian akhir semester di Museum Panji, Tumpang, Kabupaten Malang, Senin (2/12/2019) pagi.
Sejumlah siswa-siswi kelas 7, 8 dan 9 dilibatkan mengikuti ujian akhir semester ini termasuk para guru.
Menurut Wahyu Kris mengatakan, ujian tak lagi memusingkan. Kini saatnya menghadirkan ujian riang gembira. Ujian ini mengintegrasikan semua mata pelajaran,” ungkapnya.
“Ujian akhir semester ini memang difokuskan pada topeng. Kalau siswa kelas 9, kami suruh buat konten youtube. Isinya tentu tentang cara-cara melestarikan Topeng Malangan. Ada juga bagaimana para siswa diajak membuat puisi dari bahasa Jawa tentang topeng. Selain itu yang lebih menarik, siswa di uji menghitung luas permukaan topeng. Untuk bahasa Inggrisnya menulis tentang argumentasi topeng yang didalamnya ada agama, budi pekerti dan lain-lain”.
“Sedangkan untuk kelas 8, selain melukis siswa juga di uji membuat poster hias poster. Melalui projek topeng ini, para siswa diharapkan mengenal lebih dekat budaya Topeng Malangan dan menjadi pelestari,” kata Wahyu Kris.
Dimas Putra Firmansyah salah satu siswa kelas 9 SMPK Pamerdi mengatakan, dirinya sangat senang sekali dengan semester akhir ini. Karena pentingnya peranan aktif generasi milineal dalam uri-uri budaya leluhur khususnya topeng Malangan.
“Setiap tahunnya ujian akhir semester di sekolah kami selalu berbeda. Ini adalah ketiga kalinya yang saya ikuti. Pertama dulu membatik, melukis di botol dan kali ini membuat konten youtube semuanya terkait seni dan budaya,” pungkasnya.