KOTA MALANG – malangpagi.com
Walikota Malang, Sutiaji menegaskan bahwa istilah Malang Halal bukan berarti menjadikan Malang satu agama atau Malang Syariah, seperti yang dikhawatirkan masyarakat akhir-akhir ini.
“Jangan ada kekhawatiran bahwa Malang Halal akan menjadikan Malang satu agama atau Malang Syariah. Itu tidak akan terjadi. Konsep Malang ke depan dipotret dalam konsep Future of Malang. Di mana murni dalam konteks pengembangan potensi pariwisata menuju Center of Halal Tourism. Bukan dalam konteks penerapan syariat agama tertentu,” papar Sutiaji, saat memberikan sambutan dalam acara seminar nasional bertajuk Literasi Jaminan Produk Halal dalam Mendukung Pengembangan Ekonomi Pariwisata, di Aula Gedung A20 Universitas Negeri Malang, Selasa (8/3/2022).
Dikutip dari laman Diskominfo Kota Malang, Sutiaji meminta masyarakat tidak memiliki kekhawatiran dan anggapan bermacam-macam terkait Malang Halal.
“Jadi tidak ada sentimen agama. Apalagi di misi ketiga, jelas bagaimana Kota Malang menjadi kota yang rukun dan toleran, berasaskan keberagaman, keberpihakan masyarakat, serta gender,” jelasnya.
Lebih lanjut orang nomor satu di Kota Malang itu menyampaikan, industri halal memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia. Diharapkan melalui industri halal ini, Kota Malang dapat menjadi pemain utama. Termasuk menjadi miniatur Indonesia, bahkan dunia, dan tidak hanya menjadi target pasar saja.
Pria kelahiran Lamongan 13 Mei 1964 itu pun mengapresiasi dilaksanakannya seminar penguatan literasi sertifikasi halal yang diinisiasi oleh perguruan tinggi.
“Kami sangat mengapresiasi kegiatan seminar nasional, di mana Kota Malang sebagai pemantiknya. Sehingga dapat memberikan kontribusi yang luar bisa,” terangnya.
“Selain itu juga dapat meneguhkan dan menguatkan potensi-potensi serta kekuatan Indonesia, untuk menjadikan sesuatu yang luar biasa di tahun-tahun berikutnya. Karena rencana pembangunan jangka panjang yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo di tahun 2024, Indonesia akan menjadi destinasi wisata dunia,” beber Sutiaji.
Menurut politisi dari Partai Demokrat itu, antusiasme masyarakat terhadap seminar nasional ini cukup tinggi. Diikuti peserta hampir dari seluruh Indonesia, bahkan ada yang dari luar negeri.
“Semoga kegiatan ini mampu menambah literasi terhadap sertifikasi halal. Sehingga dapat sesuai dengan visi Kota Malang sebagai Kota Bermartabat,” harapnya.
Di tempat yang sama, Rektor Universitas Negeri Malang, Prof. AH Rofi’uddin mengatakan bahwa tujuan seminar ini di antaranya adalah untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat Indonesia, khususnya warga Malang Raya, terkait peran strategis pariwisata halal.
“Tujuan diselenggarakannya seminar nasional ini untuk meningkatkan ekonomi Indonesia serta memberikan rekomendasi kepada para pihak terkait pengembangan pariwisata halal,” tandasnya. (Har/MAS)