KOTA MALANG – malangpagi.com
Penghargaan kembali diraih kota Malang, terbaik ke 2 tingkat Jawa Timur untuk penghargaan (Perencanaan) Pembangunan Daerah (PPD). Penghargaan diterima Wakil Walikota Malang, Sofyan Edi Jarwoko, dari Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
“Ini tentu patut kita syukuri karena dari informasi yang didapat, ini baru pertama untuk kota Malang meraih penghargaan di bidang perencanaan pembangunan,” ujar Wawali Sofyan Edi di gedung Grand City Covention and Exhibition Surabaya, Selasa (9/4/2019).
Lanjut, Tentu menjadi starting poin yang baik untuk melangkah lebih maju dan lebih produktif. Yang pasti harus dijadikan motivasi untuk membawa kota Malang makin baik, karena model model perencanaan secara tematik yang kemarin digawangi Barenlitbang kota Malang mendapat apresiasi yang positif.
Sementara, Gubernur Jatim, Khofifah saat menghantar pembukaan Musrenbang Jatim, menginfokan strategi quadro helix sebagai strategi penguatan pembangunan di Jawa Timur.
“Partisipatori, kolaborasi, kerja bersama dan gotong royong menjadi pondasi strategis pembangunan di Jawa Timur. Karenanya sinergi antara birokrasi, akademisi, pelaku usaha dan masyarakat, menjadi poin penting,” tegas Khofifah.
Kepada walikota/bupati se Jatim, Khofifah juga menginfokan dan mengingatkan bahwa ketimpangan perekonomian antara kota dan desa masih tinggi. Itu terpotret dari angka kemiskinan desa sebesar 15,21 persen dan angka kemiskinan kota sebesar 6,97 persen. Secara akumulatif kemiskinan di Jatim sebesar 10,85 persen.
“Yang unik justru rasio gini desa lebih rendah dibandingkan kota, yang artinya gap ekonomi di desa tidak selebar di kota,” imbuh Khofifah.
Belum meratanya gerak pembangunan, dipotret pula oleh gubernur dari PDRB Jatim yang masih hanya ditopang 8 daerah di Jatim yakni Surabaya, Gresik, Sidoarjo, Kota Malang, Kota Batu, Kabupaten Malang, Pasuruan dan Kota Kediri.
PR (pekerjaan rumah) lainnya adalah rata rata lama sekolah (masih 7,3 tahun) di Jatim masih dibawah angka harapan sekolah (13 tahun). Itu artinya angka putus sekolah masih tinggi. “Ini pula yang menjadikan IPM Jatim terendah di Jawa, dan masih urutan ke – 15 se Indonesia,” ungkap Khofifah.
Reporter: Red
Editor : Tikno