
KOTA MALANG – malangpagi.com
Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah lokasi untuk memastikan stabilitas harga kebutuhan pokok menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru), pada Rabu (3/12/2025).
Sidak dilakukan di tiga titik utama, yakni Pasar Gadang Lama, Distributor Sadar Mandiri Kebalen Wetan, serta Superindo Sawojajar. Langkah ini menjadi bagian dari upaya pemerintah daerah dalam memonitor situasi harga sekaligus menyiapkan intervensi dini terhadap komoditas yang mengalami lonjakan.
Dari hasil pantauan di Pasar Gadang Lama, Wahyu menyampaikan bahwa sejumlah komoditas menunjukkan kenaikan cukup signifikan. Komoditas dengan lonjakan tertinggi adalah kacang tanah, yang naik dari Rp38 ribu menjadi Rp48 ribu per kilogram.
“Yang tertinggi ini adalah kacang. Naiknya Rp10 ribu hanya dalam satu hari. Pedagang menjelaskan bahwa ada pembatasan stok dari luar daerah sehingga harga melonjak,” jelas Wahyu.
“Sementara untuk daging sapi juga naik sekitar Rp5.000 per kilogram, sedangkan beras dan kebutuhan pokok lain relatif stabil,” imbuhnya.
Berbeda dengan kondisi di pasar tradisional, Wahyu menyebutkan bahwa harga di distributor terpantau stabil dan stok dinilai aman.
“Di distributor tidak ada kenaikan sama sekali. Tapi saat masuk ke pasar, pedagang sudah mulai menaikkan harga, biasanya karena momentum menjelang hari besar,” ujarnya.
Di Superindo Sawojajar, Wahyu mengatakan bahwa beberapa produk mengalami selisih harga dibanding pasar tradisional. Komoditas yang mencolok adalah bawang merah, dengan kenaikan dipengaruhi pasokan dari daerah seperti Bima, Padang, dan Kintamani.
“Selama ini bawang merah Probolinggo jadi primadona, tetapi stok dari daerah lain sedikit lebih tinggi harganya dan memengaruhi harga pasar,” terang Wahyu.
Sementara itu, ia mengungkapkan bahwa harga bawang putih terpantau stabil, dengan sebagian pasokan masih berasal dari impor.
“Cabai rawit masih menjadi komoditas yang harganya terus merangkak. Dari hasil peninjauan, cabai rawit naik sekitar Rp5.000 dan saat ini berada di kisaran Rp75 ribu per kilogram,” tuturnya.
Meski demikian, Wahyu optimis harga cabai dapat turun pada Februari mendatang seiring masa panen.
“Dengan panen nanti, harga cabai bisa ditekan. Selain itu kita juga siapkan kerja sama antardaerah untuk membeli dari wilayah yang harganya lebih murah,” tegasnya.
Sebagai tindak lanjut, Wahyu mengatakan bahwa TPID akan menggelar High Level Meeting guna merumuskan rekomendasi dan intervensi harga.
“Kami akan lihat komoditas apa saja yang naik, lalu intervensi. Besok juga ada Gelar Pangan Murah (GPM) untuk menekan harga,” pungkasnya. (YD)















