KOTA MALANG – malangpagi.com
Setelah mendapatkan penghargaan dari Provinsi Jawa Timur pada puncak Hari Kesehatan Nasional November tahun lalu, di awal tahun 2023, Pemerintah Kota Malang kembali menorehkan catatan prestasi di bidang kesehatan.
Bertepatan dengan momen World Neglected Tropical Diseases Day yang digelar di Krakatau Ballroom TMII Jakarta pada Selasa (21/2) lalu, acara bertajuk “Tingkatkan Kepedulian untuk Wujudkan Indonesia Bebas Penyakit Tropis Terabaikan” ini, Kota Malang beserta 102 Kabupaten/Kota lainnya di Indonesia mendapat apresiasi dari Pemerintah Pusat.
Dengan mengenakan pakaian adat daerah, Walikota Sutiaji yang hadir didampingi Kepala Dinkes Kota Malang Husnul Muarif berkesempatan menerima sertifikat bebas frambusia yang diberikan secara langsung oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin.
Ditemui selepas acara, Sutiaji menyampaikan rasa terimakasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya atas upaya yang dilakukan sebagai bentuk peran serta dan partisipasi aktif para stakeholder terkait penanganan frambusia di Kota Malang sehingga berhasil mencatatkan prestasi di tingkat nasional.
Pria berkacamata ini menjelaskan bahwa frambusia merupakan jenis infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum pertenue yang secara umum kasusnya banyak ditemui di negara-negara beriklim tropis seperti negara di wilayah Afrika, Asia tenggara, Amerika Selatan dan Oceania.
Oleh karenanya, orang nomor satu di Pemkot Malang ini mengatakan perlu keterlibatan berbagai elemen terkait dalam menangani penyakit kesehatan yang jarang diketahui masyarakat ini.
Sutiaji menggarisbawahi bahwa prinsip kolaborasi yang selalu didengungkan benar-benar menjadi kekuatan nyata dan bukan menjadi slogan semata. Diakuinya, peran dari Dinas Kesehatan Kota Malang sebagai leading sector dalam mengoptimalkan jajarannya beserta stakeholder terkait menjadi salah satu faktor kunci penanggulangan dan pencegahan frambusia ini.
“Intinya, secara umum apa yang kami tekankan pada perangkat daerah tentang kolaborasi ini bisa diimplementasikan dengan baik dan patut untuk diapresiasi. Kita punya modal 16 puskesmas, 652 posyandu, 33 Pustu, dan 27 Rumah sakit. Kita juga ada 351 sekolah dasar dan 57 kelurahan. Semuanya terlibat, semuanya bahu membahu” ujarnya.
“Ini yang terus kami pacu, kolaborasi selalu bisa memberikan efek positif dan ini jadi salah satu faktor kunci. Saat frame nya, cara pandangnya sudah sejalan, InshaAllah setiap permasalahan di Kota Malang khususnya kesehatan dapat teratasi dengan baik”, lanjut Sutiaji.
Sutiaji menambahkan, kesehatan masyarakat merupakan salah satu prioritas yang ingin dicapai di era kepemimpinannya, sehingga dirinya meminta kepada perangkat daerah terkait untuk tidak boleh lengah dan terus menerus memberikan literasi kepada masyarakat terkait dengan permasalahan kesehatan.
“Tentunya, ini (urusan kesehatan) adalah bagian dari visi misi kami, maka sudah sepatutnya saya terus minta ke Dinas Kesehatan jangan lengah, terus optimal mengawasi perkembangan permasalahan kesehatan di Kota Malang, terus berikan informasi dan literasi pada masyarakat,” terangnya.
Ditanya tentang perkembangan kasus di tahun 2022, Sam sutiaji sudah mendapat laporan dari Dinas Kesehatan khususnya periode Juni sampai Desember tahun lalu, ditemukan suspek dan telah dilakukan pemeriksaan RDT dan hasilnya dinyatakan negatif.
“Saya sudah dilapori, terutama di rentang Bulan Juni sampai Desember ditemukan suspek, tetapi semua sudah dilakukan pemeriksaan dan hasilnya negatif,” jelas Orang nomor 1 di Kota Malang.
Pria yang hobi bersepeda ini juga mengingatkan tentang pentingnya kepedulian masyarakat tentang perilaku hidup bersih sebagai perisai yang utama. Oleh karena itu, dirinya juga sudah memerintahkan bagaimana peran kader di wilayah secara kontinyu memberikan pemahaman kepada masyarakat.
“Perlu saya tekankan, perilaku hidup bersih menjadi perisai utama dari segala macam penyakit, maka perlu untuk terus disosialisasikan, tugas kader di wilayah untuk terus memberikan pemahaman ini. Dan akan terus kita upayakan juga dengan program pengentasan kawasan kumuh di bumi Arema yang kita cintai ini,” tutup Sutiaji. (YD)