
KOTA MALANG – malangpagi.com
Para pengusaha Nahdlatul Ulama (NU) yang tergabung dalam Himpunan Pengusaha Nahdliyyin (HPN) akan melaksanakan Musyawarah Kerja Wilayah (Muskerwil) ke-2 Jawa Timur, yang digelar selama dua hari di Kota Malang, 27–29 November 2021.
Ditegaskan oleh Ketua PP HPN, Ir. H Abdul Kholik, bahwa semua HPN di kota dan kabupaten ditekankan untuk fokus dan bertekad membangun perekonomian. yang berkultur budaya kerja dengan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas serta memiliki integritas.
Tekad tersebut, menurutnya, diawali lewat usaha kecil-kecilan dan dikembangkan secara perlahan tapi pasti oleh seorang jemaah Nahdliyyin. Di sisi lain, jemaah tersebut harus memiliki cita-cita dan mewujudkannya menjadi satu perusahaan bonafide.
“Kami akui, dalam mewujudkan cita-cita tidak semudah membalikkan telapak tangan. Butuh proses, keuletan, kesabaran, serta semangat pantang menyerah, sekaligus banyak berdoa,” ujar Kholik.
Dirinya menuturkan, setiap HPN di daerah sudah mempuntai target konkret. Yakni sanggup mewujudkan eksistensinya sebagai lokomotif kemandirian ekonomi, menuju recovery (pemulihan) sekaligus percepatan ekonomi nasional.
“Untuk mendukung target tersebut, maka dibutuhkan peranan akademisi dengan membantu mempersiapkan SDM berkualitas serta berintegritas, dalam memajukan satu perusahaan hingga ke puncak kesuksesannya,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua PW HPN Jawa Timur, H Misbahul Munir menjelaskan bahwa Muskerwil ke-2 Jatim kali ini akan membahas berbagai isu strategis. Utamanya isu perekonomian untuk recovery pasca pandemi Covid-19.
“Di samping itu, para pengusaha yang ada di HPN kami konsolidasikan guna menyamakan atau menyatukan visi misi, demi terlaksananya penguatan sekaligus peningkatan perekonomian di Jawa Timur hingga skala nasional,” tambah Munir.
Di tempat yang sama, Rektor Universitas Islam Malang (Unisma), Prof. Dr. Masykuri, M.Si menyampaikan bahwa bangsa dan negara akan lebih maju tatkala disokong oleh banyak pengusaha.
Pihaknya berharap, jemaah NU tidak sekadar berorientasi pada penguatan nilai agama semata. Melainkan juga perlu berorientasi pada penguatan ekonomi sebagai bentuk perimbangan antara dunia dan akhirat.
“Menjadi pengusaha sukses pastinya ada nilai lebih,. Karena dapat dijadikan modal untuk lebih mudah dan lebih sempurna dalam menjalankan ibadah. Oleh karena itu, jiwa inklusif dan entrepreneurship-nya mesti dikuatkan,” pungkas Prof. Masykuri. (Naw/MAS)