
KOTA MALANG – malangpagi.com
Banjir besar yang melanda Kota Malang pada Kamis (4/12/2025) menyisakan kisah pilu bagi warga Jalan Sidomulyo Gang III, Kelurahan Purwodadi, Kecamatan Blimbing. Salah satu warga, Puspa Ena (57) mengalami detik-detik menegangkan ketika tembok rumahnya ambruk dihantam derasnya arus banjir.
Puspa menceritakan, awalnya banjir yang datang terlihat seperti banjir biasa. Namun dalam hitungan detik, ketinggian air tiba-tiba melonjak tajam dan menghantam tembok bagian belakang rumahnya.
“Waktu saya mau menyelamatkan baju-baju cucu saya, tiba-tiba terdengar gemuruh air. Terus tembok belakang bagian kamar itu ambruk. Saya sempat kegulung air karena tiba-tiba air langsung tinggi. Rasanya seperti tsunami,” ungkapnya.
Tembok setebal 40 sentimeter itu jebol tidak mampu menahan tekanan air. Puspa mengatakan, sebelumnya memang pernah terjadi banjir pada 2019, tetapi tidak separah kejadian kali ini.
“Kalau kemarin itu parah sekali. Airnya dari Jalan Raya, dari Jalan Kemirahan turun ke arah sini,” jelasnya.
Saat kejadian, Puspa tengah berada di dalam rumah bersama tiga cucunya. Beruntung, cucu-cucunya berhasil ditolong oleh warga sekitar yang berada di bagian depan rumah.
“Untung cucu saya sudah saya taruh di depan. Saya kan menyelamatkan barang-barang, kok tiba-tiba air meninggi kayak tsunami itu,” ujarnya.
Ia mengaku sempat kehilangan kesadaran dan baru tersadar ketika sudah berada di rumah tetangganya.
“Sadar-sadar sudah di rumah tetangga. Saya kaget, lemas. Kalau saat itu saya masih di kamar, mungkin saya sudah meninggal karena temboknya ambruk,” tuturnya.
Sedikitnya 19 rumah di kawasan tersebut terdampak banjir. Warga harus bekerja sama membersihkan lumpur dan mengevakuasi barang-barang yang masih bisa diselamatkan.
Akibat trauma dan kekhawatiran akan banjir susulan, Puspa dan suaminya mengaku tidak bisa tidur pada malam setelah kejadian.
“Saya dan suami nggak tidur, takut. Kami khawatir, jadi benar-benar nggak bisa tidur,” ucapnya. (YD)















