KABUPATEN MALANG – malangpagi.com
Ribuan warga tampak antusias ramaikan ruwatan desa dengan berbagai tradisi dan budaya khas Jawa. Agenda tahunan ini sebagai wujud rasa syukur atas segala nikmat yang Allah SWT berikan.
Di tengah era digital, tradisi ruwatan masih mendapat tempat di hati masyarakat. Seperti yang dilakukan warga di Dusun Maron, Desa Pujon Kidul, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang.
Menurut Kepala Desa (Kades) Pujon Kidul, Udik Hartanto, kegiatan masyarakat tersebut dimulai hari ini dan dilanjutkan besok dengan Festival Warung Oblik, menampilkan warung di era tahun 1960-an.
“Selain itu juga ada festival yang disertai pagelaran seni dan budaya kidungan khas Jawa Timur. Kemudian pentas budaya lokal pada puncak acara Rabu Pahing,” kata Kades Udik melalui pesan tertulis kepada awak media, Minggu (28/7/2019).
Selanjutnya pada 31 Juli diadakan barikan atau tumpengan bersama, se-Desa Pujon Kidul. Rangkaian acara ditutup dengan pagelaran wayang kulit semalam suntuk dengan dalang Ki Asmari Eko Carito.
Antusiasme warga saat mengikuti serangkaian prosesi ruwatan desa dan sedekah bumi sangat tinggi. Terlebih karena setelah kegiatan adat budaya tersebut, dilanjutkan dengan karnaval yang di gelar di sepanjang jalan poros desa. Praktis menjadi daya tarik tersendiri bagi warga masyarakat sekitar untuk menyaksikan.
Seperti yang dituturkan Miftahul Ulum (50), warga yang mengikuti giat tersebut.
“Ngalap berkah ini Insyaallah tidak akan hilang ditelan zaman, sebab ini merupakan tradisi kami, utamanya bagi masyarakat desa sini. Ini memang tradisi warisan leluhur sejak dahulu kala,” ungkap dia.
Pada kegiatan itu warga dari seluruh Desa Pujon Kidul menampilkan performa masing-masing, sesuai dengan tema yang diusung. Semangat jiwa nasionalisme mereka bahkan semakin membara, karena selain atribut bernuansa kejawen juga diputar pula lagu-lagu daerah berbahasa Jawa.
Sementara itu sesepuh Desa Pujon Kidul, Tardi, menambahkan, tradisi ruwatan tersebut selalu diikuti oleh massa warga, dengan harapan berkah melimpah melingkupi keluarga sepanjang tahun.
“Salah satu tumpeng pada ngalab berkah itu menjadi rebutan warga. Warga percaya agar hasil panen bisa melimpah,” pungkasnya.
Reporter : Red
Editor : Tikno