Malang Pagi
  • BERITA
  • MALANG RAYA
  • EKONOMI BISNIS
  • OLAHRAGA
  • OTOMOTIF
  • OPINI
  • GAYA HIDUP
  • BERITA DUKA
No Result
View All Result
  • BERITA
  • MALANG RAYA
  • EKONOMI BISNIS
  • OLAHRAGA
  • OTOMOTIF
  • OPINI
  • GAYA HIDUP
  • BERITA DUKA
No Result
View All Result
Malang Pagi

Aji Prasetyo Komikus Naratif Asal Malang yang Peka Terhadap Isu Sosial

Aji Praseyo menggunakan pendekatan struktur naratif dalam penciptaan komiknya, seperti yang diterapkan oleh Will Eisner dan Scott McCloud.

by Red
1 Juli 2021
in Kota Malang, Seni & Budaya
Bagikan Berita

Aji Prasetyo. (Foto: istimewa)

KOTA MALANG – malangpagi.com

Mendung menggayut di sore itu, saat Malang Pagi berjumpa dengan seorang komikus Kota Malang, Aji Prasetyo. Sebelumnya memang kami sudah membuat janji untuk ngobrol dan sekadar minum kopi.

“Sore, Mbak,” sapa pria berkacamata itu ramah.

Kedai kopi yang dipilih Aji cukup ramai. Pengunjung tampak berlalu lalang diiringi musik mengentak, membuat suasana semakin riuh. Kurang nyaman rasanya untuk memulai sebuah obrolan.

“Kita pilih saja tempat yang agak sepi. Biar asyik ngobrolnya,” ajak Aji.

Baca Juga :

Aji Prasetyo, komikus dan budayawan. (Foto: Dok. Pribadi)

Mengupas Metafora dalam Sejarah Jawa Ala Komikus Aji Prasetyo

18 Mei 2022
Saking Jeleknya, Logo Baru Kota Madiun Banjir Kritikan

Saking Jeleknya, Logo Baru Kota Madiun Banjir Kritikan

1 Mei 2021
Semarak DC FanDome, Ajang Sukacita Para Penggila Superhero DC Comics

Semarak DC FanDome, Ajang Sukacita Para Penggila Superhero DC Comics

23 Agustus 2020
Load More

Dan kami pun pindah di kafe di sebelahnya, yang lebih tenang. Tidak terlalu banyak pengunjung, sehingga obrolan bisa semakin santai.

“Saya sejak kecil suka menggambar. Mulai TK hingga SMA. Sehingga orang tahunya saya punya bakat gambar,” ucapnya membuka obrolan, Kamis (24/6/2021).

Setelah menyeruput kopi hitam kegemarannya, Aji mulai meneruskan ceritanya. “Dulu cita-cita saya menjadi seorang pelukis, namun orang tua tidak mengizinkan. Ayah saya seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan ibu adalah seorang ibu rumah tangga biasa, yang beranggapan bahwa kehidupan mapan itu adalah menjadi PNS,” tuturnya.

“Beruntung, acap kali saya menjadi juara tingkat pelajar untuk kategori melukis. Bahkan sempat juara melukis antarpelajar se-Jawa Timur, saat saya duduk di bangku SMA. Ini menjadi modal saya untuk mendaftar ke IKIP Malang jalur PMDK (Penelusuran Minat dan Kemampuan). Karena syarat PMDK saat itu adalah prestasi di luar sekolah,” ungkap Aji.

“Di sini orang tua sata kompromi. Karena masuk IKIP notabene sekolah calon guru. Meskipun toh yang saya ambil tetap jurusan seni. Orang tua dan saudara cukup bangga, karena saya bisa masuk sekolah negeri,” terang putra pasangan Sutriono dan Lilik Susilowati itu.

Saat di IKIP, ternyata gaya mahasiswa yang kuliah di sana masih slengean. Celana sobek, rambut gondrong, sama sekali tidak mencerminkan model seorang guru. Hal itu malah menambah keinginan Aji untuk menjadi pelukis.

“Keinginan saya yang menggebu menjadi seorang pelukis mulai goyah, saat saya bersama teman-teman jurusan Seni Rupa anjangsana ke Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta,” kata mahasiswa IKIP Malang angkatan 1995 itu.

“Waktu itu ada pameran lukisan. Karya-karya yang dipajang membuat saya berdecak kagum. Karya lukis yang the best untuk ukuran IKIP Malang, di ISI Jogja biasa saja, bahkan sangat biasa. Akhirnya saya bertanya-tanya. ISI Jogja setiap tahunnya meluluskan berapa orang, kemudian yang hidup layak juga tidak banyak. Untuk dunia seni rupa, nasibnya seniman masih dipengaruhi oleh kuratornya dan galeri. Itu jadi pemikiran saya. Di situlah saya mulai mengkeret,” paparnya.

Selepas ‘keluar’ dari IKIP Malang, Aji tidak lantas menjadi pelukis namun malah menjadi pemain musik. Seiring perjalanan, dirinya mulai menyadari bahwa Ia adalah seorang naratif yang suka mengkritik isu-isu sosial. Tidak cukup satu kanvas untuk menceritakan isi hatinya, dan orang tidak akan mengerti apa yang disampaikan jika hanya diaplikasikan melalui media lukisan.

“Saya harus bisa menemukan media yang lebih naratif. Bagaimana saya bisa berbicara runtut, menarasikan apa yang ada di pikiran saya sehingga orang lebih tahu. Akhirnya saya pilih media komik,” tutur bersemangat.

Sambil mengisap rokok dalam-dalam, pria dengan ciri khas rambut gondrong dikuncir itu pun menceritakan kilas balik yang mengubah kariernya.

“Tahun 2006-2007, saya mulai menggambar komik dan saya pajang di sosial media. Ternyata banyak yang suka. Hingga kemudian, tahun demi tahun orang mulai mengenal saya. Orang mulai suka dengan opini-opini yang saya sajikan. Karena gambar saya toh biasa saja,” urainya.

Aji pun bercerita, pada tahun 2008 Ia mulai berani mengkritik ormas garis keras seperti FPI (Front Pembela Islam). Kala itu belum banyak komikus yang berani bersuara mengenai ormas tersebut.

Hingga pada tahun 2009 dirinya mendapat tawaran untuk menerbitkan kumpulan karya komiknya dalam bentuk buku. Namun ternya penerbit menolak. Mereka tidak berani menampilkan karya yang berisi kritikan terhadap ormas garis keras. Aji bersikeras, menurutnya kritik terhadap hal tersebut adalah urgent.

Di tahun yang sama, ada sebuah penerbit lain dari Jakarta yang berminat untuk menerbitkan komik karya Aji. Kali ini tanpa syarat seperti sebelumnya. Mereka bersedia memuat konten yang membahas ormas garis keras.

“Akhirnya buku perdana saya terbit, judulnya ‘Hidup Itu Indah.’ Karena sampul buku saya ‘provokatif’, maka dalam waktu empat bulan 3.000 eksemplar habis terjual. Cetak Oktober 2010, Januari 2011 sudah habis,” kisahnya.

“Lantas pada Februari 2011 cetak ulang 3.000 ekslempar. Karena ketentuan dari Gramedia memang harus mencetak minimal 3.000 eksemplar, untuk didistribusikan ke jaringan toko buku meraka di seluruh Indonesia. Selang 3 bulan kemudian, sekitar April, buku tersebut kena boikot,” ungkapnya sambil tertawa kecil. Aji kembali menyeruput kopinya yang mulai dingin, dan meneruskan kisahnya yang semakin seru.

“Ormas yang saya kritik menuntut Toko Buku Gramedia untuk tidak menjual buku saya. Permintaan itu ternyata dituruti Gramedia. Itu yang saya sesalkan. Masa perusahaan sebesar itu sifatnya hanya menjual, tidak mampu mengedukasi pubik bahwa buku saya tidak melanggar undang-undang. Tidak ada konten di dalamnya yang menabrak aturan,” ujarnya berapi-api.

Berangkat dari kekecewaan tersebut, pria yang karyanya sudah tembus internasional itu pun mulai berkarya menggunakan jalur indie, menjual karyanya melalui platform online.

“Tahun 2015 saya putuskan untuk membuat jaringan sendiri. Membentuk komunal-komunal dan menjual karya saya melalui platform online. Di sini saya membuat karya, menjadi manajer, sekaligus memasarkan sendiri,” terang Aji, yang juga anggota Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia (Lesbumi).

Komikus yang sudah menghasilkan 3 buku cetak tersebut selalu berusaha menyempatkan diri untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan pengikutnya di media sosial. Tak mengherankan jika kemudian para penggemar bukunya selalu haus untuk mereguk opini- opini yang ditorehkan dalam komiknya, yang rata-rata bercerita tentang kehidupan sosial secara cerdas, edukatif dan kadang nakal.

Aji Praseyo menggunakan pendekatan struktur naratif dalam penciptaan komiknya. Pendekatan ini mengoptimalkan cara bertutur pengarang, dan acap kali karakter komikus menjadi sang narator di dalamnya. Komikus naratif yang terkenal antara lain Will Eisner dan Scott McCloud.

Karya-karya pria kelahiran Pasuruan itu kini dapat diunduh di sebuah platform berbayar Karya Karsa, karyakarsa.com/ajiprasetyo.

“Menjawab era digital, pembaca dapat mengunjungi platform saya. Dengan harga dua puluh ribu rupiah dapat menikmati puluhan komik saya selama sebulan. Atau ada yang bijian seharga lima ribu dan dapat dibaca kapanpun,” pungkas anak kedua dari empat bersaudara itu. (Har/MAS)


Bagikan Berita
Tags: Aji PrasetyoKomikKomik NaratifKomikus
ADVERTISEMENT

Related Posts

Dukung Keberlanjutan Pendidikan, SDN Bandulan 3 Kota Malang Konsisten Usulkan Siswa Penerima PIP

Dukung Keberlanjutan Pendidikan, SDN Bandulan 3 Kota Malang Konsisten Usulkan Siswa Penerima PIP

2 Agustus 2025

...

Sudah Beraksi Lima Kali, Pencuri Helm di Cyber Mall Malang Ditangkap

Sudah Beraksi Lima Kali, Pencuri Helm di Cyber Mall Malang Ditangkap

1 Agustus 2025

...

Dorong Ekspor Tembakau, Pemkot Malang Gelar Bimtek IHT

Dorong Ekspor Tembakau, Pemkot Malang Gelar Bimtek IHT

31 Juli 2025

...

Masih Mangkal di Jalan Veteran, Satpol PP Kota Malang Tegur Keras Pedagang Starling

Masih Mangkal di Jalan Veteran, Satpol PP Kota Malang Tegur Keras Pedagang Starling

31 Juli 2025

...

Gandeng 100 Pengusaha, Bappeda Kota Malang Gelar Forum CSR 2025

Gandeng 100 Pengusaha, Bappeda Kota Malang Gelar Forum CSR 2025

31 Juli 2025

...

Warga Bareng Kartini Bentangkan Bendera Sepanjang 80 Meter Sambut HUT RI ke-80

Warga Bareng Kartini Bentangkan Bendera Sepanjang 80 Meter Sambut HUT RI ke-80

31 Juli 2025

...

Diskopindag Kota Malang Siap Sidak Pasar, Tindak Lanjut Isu Beras Oplosan yang Resahkan Warga

Diskopindag Kota Malang Siap Sidak Pasar, Tindak Lanjut Isu Beras Oplosan yang Resahkan Warga

31 Juli 2025

...

Load More
Next Post
109 Pengembang Serahkan PSU Ke Pemkot Malang

109 Pengembang Serahkan PSU Ke Pemkot Malang

Bupati Malang Rotasi 389 ASN. Acara Dibagi Menjadi Dua Sesi

Bupati Malang Rotasi 389 ASN. Acara Dibagi Menjadi Dua Sesi

ADVERTISEMENT
  • Tentang Kami
  • Pedoman Siber
  • Redaksi

©2018 - 2024 Malang Pagi. Hak cipta dilindungi undang-undang.

No Result
View All Result
  • BERITA
  • MALANG RAYA
  • EKONOMI BISNIS
  • OLAHRAGA
  • OTOMOTIF
  • GAYA HIDUP

©2018 - 2024 Malang Pagi. Hak cipta dilindungi undang-undang.

× Chat Admin