KOTA BATU – malangpagi.com
Memiliki pengalaman sebagai pelukis sejak masa SMP, seniman asal Desa Sumberejo, Kecamatan Batu, Kota Batu berhasil menciptakan batik tulis tiga dimensi.
Fatkhul Muin selaku owner Batik Koi menyebut, dirinya mengembangkan berbagai batik sesuai pesanan. “Selain motif standar, saya juga menciptakan batik dengan motif ikan koi tiga dimensi, yang memberikan kesan seolah-olah berada di dalam air. Inspirasi ini berasal dari kegemaran saya memelihara ikan koi,” kata Fatkhul kepada Malang Pagi, Sabtu (9/12/2023).
Meskipin mengakui masih baru dalam dunia batik, memulai usaha sekitar dua tahun lalu dengan label Batik Tulis Alzahra, Fatkhul tidak merasa rendah diri. Dirinya mampu menghasilkan motif-motif unik yang tetap dapat menarik hati konsumen. “Motif batik saya realisme. Kami memiliki motif yang unik, namun ketika seseorang melihatnya, mereka langsung dapat memahami bentuk motif tersebut, tanpa perlu menebak-nebak. Sebagai contoh, motif ikan koi yang menjadi ciri khas Batik Tulis Alzahra,” paparnya.
Di antara berbagai motif batik yang Ia hasilkan, Fatkhul menyebut, motif ikan koi menjadi favorit dan paling diminati oleh pembeli. Menurutnya, ketika seseorang melihat batik dengan motif ikan koi, makan mereka dapat dengan mudah mengidentifikasikannya sebagai karya Batik Tulis Azzara. “Saya berusaha menggambar apa yang saya cintai melalui motif batik. Sehingga saya dapat merasakan kedalaman cinta terhadap batik,” jelas Fatkhul.
Adapun estimasi pembuatan tiap batik tergantung jenisnya. Untuk yang premium atau pesanan khusus, pembuatannya dapat mencapai dua minggu. Sedangkan untuk yang biasa hanya lima hari. “Untuk harga beragam. Yang biasa mulai dari 400 hingga 500 ribu rupiah. Sedangkan yang premium mulai Rp500 ribu,” sambungnya.
Lebih lanjut Fatkhul menerangkan, harga yang dipatok tergantung pada tingkat kerumitan motif batik tersebut. Meskipun bahan dasarnya tergolong murah, namun jika proses pembuatannya rumit dan memakan waktu lama, maka harga batik tersebut akan menjadi lebih tinggi dibandingkan yang lebih sederhana. “Untuk pemasarannya sampai ke Amerika Serikat. Sedangkan untuk di Indonesia sendiri hingga ke Bali, Sulawesi, dan Sumatra,” bebernya.
“Sara pemasarannya mengandalkan teman, sosial media, dan dibantu oleh Dinas Pariwisata melalui berbagai pameran, fashion show serta event lainnya,” pungkas Fatkhul. (MK/MAS)