
KOTA MALANG – malangpagi.com
DPRD Kota Malang menyiapkan dukungan anggaran hampir Rp2 miliar pada tahun 2026 untuk program peremajaan angkutan kota (angkot) yang akan difungsikan sebagai feeder pendukung layanan Trans Jatim di Kota Malang.
Ketua DPRD Kota Malang, Amithya Ratnanggani Sirraduhita, menyatakan bahwa legislatif siap memberikan dukungan penuh agar integrasi antara Trans Jatim dan angkot dapat berjalan optimal.
“Kami menyiapkan anggaran sekitar Rp2 miliar pada 2026 untuk penguatan feeder. Sebagian dari dana tersebut dialokasikan untuk peremajaan unit angkot,” ujar perempuan yang akrab disapa Mia, Kamis (27/11/2025).
Mia menilai pemberdayaan angkot sebagai moda pengumpan sangat penting, termasuk untuk mendukung kebutuhan transportasi pelajar.
“Angkot ini tetap diberdayakan sebagai feeder,” tegasnya.
Mia menuturkan, kehadiran Trans Jatim membawa dampak positif bagi penyediaan transportasi yang aman dan nyaman, meski tetap diperlukan evaluasi untuk mengidentifikasi kendala di lapangan.
Ia berharap langkah ini mampu mendorong peralihan masyarakat dari kendaraan pribadi ke transportasi publik, sekaligus menjaga keberlanjutan ekosistem angkutan umum di Kota Malang.
“Ini langkah baik, tapi kami perlu melihat perkembangan animo masyarakat. Karena masih baru, tentu butuh waktu,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang, Widjaja Saleh Putra, menegaskan bahwa operasional Trans Jatim tidak akan menyingkirkan peran angkot.
“Pengemudi angkot justru diberi kesempatan bergabung sebagai sopir Trans Jatim. Satu bus Trans Jatim menyerap lima sopir angkot,” jelasnya.
Ia mengatakan, angkot yang pengemudinya pindah ke Trans Jatim akan dialihkan untuk memperkuat layanan angkutan sekolah. Unit angkot yang dapat beroperasi dalam skema ini harus berada di atas tahun produksi 2000 dan memenuhi standar pelayanan.
“Mereka akan dilibatkan dalam angkutan pelajar. Angkot yang digunakan harus layak dan terawat,” ujarnya.
Widjaja menyebutkan bahwa pihaknya juga sedang menyusun kembali rute angkot agar selaras dengan pola layanan Trans Jatim.
“Ada beberapa trayek yang perlu dire-routing untuk mendukung Trans Jatim. Prosesnya masih berjalan,” ungkapnya. (YD)















