SAMPANG – malangpagi.com
Upaya Kapolres Sampang AKBP, Abdul Hafidz dan Bupati Sampang patut diapresiasi dalam menjaga situasi kondusif wilayah Kabupaten Sampang. Hal ini terkait peran keduanya dalam menyikapi peristiwa video gerakan salat yang dijadikan lelucon.
Video yang menjadi viral di media sosial tersebut dilakukan oleh sekelompok remaja asal Desa Gunung Rancak, Kecamatan Robatal , Kabupaten Sampang.
Dengan didampingi tokoh agama, kepala desa, beserta tokoh masyarakat, keempat pelaku diserahkan ke Polres Sampang. Penyerahan pelaku didasari karena apa yang telah dilakukan termasuk hal sensitif. Serta agar permasalahannya tidak melebar sehingga menimbulkan gangguan keamanan di wilayah Sampang.
Dalam Konferensi Pers yang digelar di Mapolres Sampang pada Minggu (20/9/2020), Kapolres Sampang AKBP Abdul Hafidz di dampingi Bupati Sampang, H Slamet Junaidi menyampaikan hasil investigasi terkait motif keempat pelaku.
Diungkapkan bahwa keempatnya tidak berniat melecehkan, bahkan menghina umat Islam di seluruh Indonesia. Menurut Abdul Hafidz, apa yang dilakukan para remaja itu adalah spontanitas.
“Sebagai bentuk penyesalan, keempat remaja tersebut mengucapkan permohonan maaf di depan publik atas perbuatan yang telah mereka lakukan,” terang Abdul Hafidz.
Atas apa yang telah diperbuat, keempat remaja tersebut akan menjalani hukuman berupa kerja sosial. Keempatnya harus membersihkan rumah ibadah di sekitar desa selama satu bulan, dengan pengawasan langsung oleh kepala desa, tokoh masyarakat, dan tokoh agama.
“Jika mereka lalai dalam melaksanakan hukuman kerja sosial, maka akan menanti hukum berikutnya,” lanjut Abdul Hafidz .
Hal senada disampaikan oleh Bupati Sampang, H Slamet Junaidi. Menurutnya, pemerintah Kabupaten Sampang akan selalu proaktif menjaga situasi kondusif di wilayah. Untuk mewujudkan itu semua, pihaknya bersama Polres Sampang telah berkomunikasi dengan sejumlah tokoh agama menyikapi permasalahan yang terjadi.
“Saya berharap kepada masyarakat Sampang, untuk selalu bijak dalam menggunakan media sosial, agar tidak tersandung oleh hukum. Semoga ini menjadi pelajaran bagi yang lain,” pungkasnya.
Sebelumnya, beredar luas sebuah video yang memperlihatkan dua remaja sedang melakukan salat berjemaah. Di video berdurasi 2,56 menit itu, sang makmum terlihat sedang salat sambil memainkan handphone.
Dalam video, tampak salat tersebut diawali takbiratul ihram seperti salat pada umumnya. Lantas di tengah salat, terdengar suara gelak tawa dari si perekam video.
Pria yang menjadi makmum terlihat mengeluarkan handphone dari sarungnya dan kemudian memainkannya. Sementara imam tetap melanjutkan salatnya.
Saat imam rukuk, si makmum juga ikut rukuk. Tetapi tetap sambil memainkan handphone. Terdengar suara tawa perekam video makin kencang.
Di tengah video, tampak juga ada orang lain yang mengaktifkan fitur senter di handphone-nya, dimaksudkan sebagai tambahan penerangan, karena video diambil pada malam hari dengan pencahayaan minim.
Salat berjemaah dalam video itu pun terus berlanjut hingga sujud. Namun, si makmum masih terlihat memainkan handphone.
Reporter : Widodo
Editor : MA Setiawan