
KOTA MALANG – malangpagi.com
Usai ambrol akibat hujan deras, Jembatan Sonokembang di Jalan Simpang Sulfat Utara, Kelurahan Pandanwangi, Kota Malang, akan dibongkar total dan dibangun kembali. Pemerintah Kota (Pemkot) Malang menargetkan pembangunan jembatan vital ini rampung pada pertengahan Desember 2025, agar dapat mengantisipasi peningkatan arus kendaraan menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2026.
Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat menjelaskan bahwa pembangunan ulang jembatan akan menggunakan dana dari Belanja Tidak Terduga (BTT), mengingat pondasi jembatan telah mengalami kerusakan parah. Padahal, sebelumnya proyek perbaikan ini sudah direncanakan dalam APBD 2026 dengan alokasi dana sebesar Rp1 miliar.
“Pelaksanaannya harus dikaji dengan matang karena waktu efektif tahun anggaran hanya tersisa dua bulan. Jika tidak memungkinkan, ada opsi membuat fondasi sementara terlebih dahulu dan dilanjutkan tahun 2026,” ujar Wahyu, Sabtu (11/10/2025).
Selama proses pembongkaran dan pembangunan ulang, akses jalan di sekitar Jembatan Sonokembang akan ditutup sementara. Wahyu pun meminta warga tidak nekat melintasi jalur yang sudah diberi rambu penutupan.
“Saya masih melihat ada kendaraan yang mencoba lewat, padahal sudah dipasang tanda larangan. Salah satu masalah utama kita adalah banyak kendaraan melebihi batas tonase yang melintas, biasanya pada malam hari, sehingga menambah beban jembatan,” terangnya.
Menurut Wahyu, kerusakan pondasi terjadi akibat curah hujan tinggi disertai kiriman air dari hulu yang membawa sampah dan batang pohon besar. Hal ini membuat aliran air tersumbat dan menekan pondasi baru.
“Jembatan ini memiliki dua pondasi, lama dan baru untuk pelebaran. Yang rusak adalah pondasi barunya, sedangkan yang lama masih cukup kuat. Namun, tampaknya kedua struktur itu tidak tersambung dengan baik,” jelasnya.
Ia mengatakan, penumpukan sedimen dan sampah di bawah jembatan juga memperparah kondisi aliran air.
“Sampah yang menumpuk bisa melemahkan pondasi. Kalau tidak segera dibersihkan, air bisa naik dan membebani struktur jembatan,” lanjutnya.
Sementara, Kepala DPUPRPKP Kota Malang, Dandung Djulharjanto, memastikan pihaknya akan segera memulai proyek tersebut dengan sistem percepatan.
“Jembatan akan dibongkar total, bahkan ada rencana pelebaran sedikit untuk memberi ruang bagi pejalan kaki. Kami akan segera berkoordinasi dengan pihak perencana apakah bisa selesai pada pertengahan Desember,” ujarnya.
Jika target tersebut belum tercapai, pengerjaan akan diteruskan ke tahun 2026 dengan penyesuaian jadwal serta pengalihan arus lalu lintas.
“Kalau dilanjutkan tahun depan, kemungkinan baru bisa digunakan sekitar Maret atau April. Karena itu, kami upayakan semaksimal mungkin agar sebagian besar pekerjaan dapat diselesaikan tahun ini, supaya masa penutupan tidak terlalu lama,” pungkas Dandung. (YD)