KOTA MALANG – malangpagi.com
Puluhan anak-anak mengikuti lomba permainan tradisional, seperti egrang batok, bangkiyak raksasa, engklek, srampangan dan berbagai dolanan lain yang dilombakan di Festival Kampung Dolanan yang dimulai sejak Kamis (29/10/2020).
Festival tersebut diselenggarakan di Kampung Dolanan Panawijen (KDP), yang merupakan kampung tematik baru di Kelurahan Polowijen, Kecamatan Blimbing, Kota Malang.
Selain menggelar berbagai lomba permainan tradisional, Festival Kampung Dolanan juga menyajikan aneka jajanan tradisional, termasuk di antaranya makanan pawonan (menggunakan tungku kayu bakar). Terdapat pula pameran lukisan tunggal oleh pelukis asal Polowijen, Cholidin.
“Monggo semua dolanan di sini. Halamannya luas dan alat-alatnya juga sudah disediakan. Yang penting anak-anak senang,” ajak Saadah, guru SDN Polowijen 3 sekaligus pengelola Kampung Dolanan.
Tampak perwakilan dari Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang, Nurul yang meninjau pelaksanaan Festival Kampung Dolanan.
Acara juga dihadiri Anggota DPRD Kota Malang Edy Widjanarko, Ketua Forkom Pokdarwis Kampung Tematik se-Kota Malang Isa Wahyudi, seorang tokoh Polowijen Effendi, dan beberapa perwakilan dari kampung tematik Kota Malang, yang memastikan jalannya Festival Kampung Dolanan telah menerapkan protokol Kesehatan Covid-19.
Ketua Forkom Pokdarwis Kampung Tematik se-Kota Malang, Isa Wahyudi mengaku bangga sekaligus terharu melihat kemunculan kembali budaya dan tradisi yang telah lama ditinggalkan.
“Dolanan atau permainan tradisional merupakan salah satu obyek pemajuan kebudayaan yang harus dilestarikan. Kampung Dolanan Panawijen terbukti turut serta dalam memajukan kebudayaan,” ujar pria yang biasa dipanggil Ki Demang itu.
“Dolanan dapat kita jadikan media untuk menanamkan nilai-nilai, etika, sopan santun, menghargai orang lain, tepo sliro, andap asor dan budi pekerti, termasuk sportivitas,” tutur penggagas Kampung Budaya Polowijen, yang lokasinya bersebelahan dengan KDP.
Lebih lanjut, pria yang juga Tenaga Ahli Cagar Budaya (TCAB) Kota Malang itu menambahkan, “Permainan tradisional mampu membentuk karakter anak untuk menghargai seni dan budaya, serta tradisi adat dan istiadat masyarakat.”
Festival Dolanan di Panawijen termasuk rangkaian dari 15 event yang difasilitasi Disporapar Kota Malang, yang digelar selama satu bulan secara bergiliran.
Tujuannya selain sebagai sosialisasi protokol kesehatan, utamanya adalah untuk menginformasikan bahwa kampung-kampung tematik di Kota Malang telah dibuka kembali.
Reporter : Christ
Editor : MA Setiawan