
KOTA MALANG – malangpagi.com
Meskipun malam mulai larut, koridor Kayutangan yang berada di bilangan Jalan Basuki Rahmat masih tetap terjaga. Namun animo masyarakat yang begitu tinggi mengunjungi kawasan yang dianggap sebagai Malioboro-nya Kota Malang itu tak pelak memicu kemacetan… parah.
Berdasarkan pantauan Malang Pagi pada Sabtu (15/1/2022) pukul 21.15 WIB, masyarakat tumpah ruah memadati setiap ruas di kawasan yang pernah menjadi pusat perdagangan di era kolonial itu. Ribuan masyarakat tampak menikmati kecantikan kawasan tersebut untuk sekadar bersantai atau berswa foto.
Nita Hapsari (19), mahasiswi salah satu perguruan tinggi swasta di Kota Malang, mengaku menikmati suasana malam di koridor Kayutangan. “Saya sudah tiga kali ini main ke Kayutangan sejak ada lampu-lampu cantik. Tadi datang ramai-ramai bersama teman. Kami ke sini memang pengin foto-foto. Spotnya bagus,” ujarnya.

Tak hanya Nita, Umi Kulsum (54), warga Kelurahan Penanggungan juga mengaku gembira dengan adanya pembangunan koridor Kayutangan. “Senang ya, Kayutangan disulap seperti ini. Ndak perlu jauh-jauh ke Jogja. Cukup di sini. Serasa di Malioboro,” terangnya.
Menghadapi serbuan masyarakat sehingga menimbulkan kemacetan, Kepala Dinas Perhubungan Kota Malang, Heru Mulyono, mengaku bahwa pihaknya sudah mengantisipasi terjadinya lonjakan kunjungan ke Kayutangan.
“Kami sudah mengantisipasi hal ini [kemacetan]. Untuk itu kami menerjunkan sejumlah personel di kawasan Kayutangan, guna membantu mengurai kemacetan,” terang Heru kepada Malang Pagi.
Saat ditanya apakah ada rekayasa lalu lintas untuk mengantisipasi kemacetan yang lebih parah, pihaknya mengaku masih membahas hal tersebut di Forum Lalu Lintas.
Sementara itu, Kepala Seksi Pengerahan Satuan Satpol Pamong Praja Kota Malang, Muhammad Damdudi menyebut bahwa serbuan masyarakat berkunjung ke Kayutangan sebagai suatu bentuk euforia

“Ini kan masih euforia, karena belum pernah ada seperti ini. Antusiasme masyarakat cukup tinggi, hingga terjadi lonjakan kunjungan ke koridor Kayutangan. Namun, teman-teman dari Satpol PP maupun Dinas Perhubungan tetap mengimbau masyarakat untuk tidak berkerumun,” ujar Dudi, sapaan karibnya.
Menghadapi volume kendaraan yang mengalami kenaikan, pihaknya bersinergi dengan Dishub menerapkan sistem buka tutup. “Rekayasa lalu lintas kami berlakukan buka tutup. Jika macet kami tutup, dan jika lancar kami buka kembali,” ungkapnya.
“Sistem tersebut mulai kami terapkan dari pukul enam sore. Untuk pergelaran musik pun kami batasi hingga pukul sembilan malam,” imbuh pria berkacamata itu.
Pihaknya juga meminta kesadaran masyarakat untuk tetap waspada dan tidak lengah, lantaran varian Omicron sedang mengancam. “Kami tidak mungkin mengingatkan masyarakat satu persatu. Harapan kami, kesadaran masyarakat untuk tetap menjaga protokol kesehatan dan tidak abai. Selalu gunakan masker dan tidak berkerumun,” tutup Dudi. (Har/MAS)