KOTA MALANG – malangpagi.com
Sekolah masih tampak sepi. Tak ditemui siswa-siswi belajar di kelas ataupun bermain di halaman sekolah saat jam istirahat. Pemandangan seperti ini hampir ditemui di setiap sekolah di Indonesia dikarenakan pandemi, sehingga para murid harus belajar secara daring.
Begitu pun suasana di SDN Bandulan 3 yang berlokasi di Jalan Bandulan Gang IX No. 593 Kota Malang. Hanya terlihat beberapa guru yang sedang piket hadir di sekolah.
Di sudut sebelah utara sekolah terdapat ruang Kepala Sekolah. Tidak terlalu luas memang, tapi tampak tertata begitu rapi. Telihat penataan arsip di dalam lemari diklasifikasikan berdasarkan jenis file, agar memudahkan saat mencari data-data yang diperlukan.
Di ruangan ini kami bertemu Supriyatin, S.Pd M.Pd, Kepala Sekolah di SDN Bandulan 3 yang menjabat sejak akhir 2019 lalu. Sebelumnya dirinya adalah seorang guru biasa yang mengajar murid kelas 6 di SDN Ketawanggede 1 sejak 2008.
Wanita paruh baya itu menyapa kedatangan Malang Pagi dengan ramah. “Monggo masuk, Mbak. Maaf sudah menunggu, karena saya masih ada tamu dari wali murid yang putrinya tidak lolos, karena memang usianya belum cukup untuk masuk Sekolah Dasar,” sapanya ramah, Jumat (28/5/2021).
“Kebijakan tahun ini memang berbeda dengan sebelumnya. Untuk tahun ini yang diutamakan zonasi, umur, baru jarak rumah. Mungkin hal ini yang kurang dipahami wali murid baru. Kurangnya sosialisasi sehingga banyak yang komplain saat putra-putrinya tidak lulus seleksi untuk masuk SDN Bandulan 3 ini,” jelas Bu Pri, panggilan akrabnya.
Menurutnya, pendekatan dengan wali murid adalah kunci. Sehingga sebagai seorang guru, dirinya dapat memantau perkembangan anak didik saat berada di rumah.
“Saat ajaran baru, otomatis wali murid juga baru. Jadi saya harus beradaptasi dengan mereka. Saat saya masih menjadi guru di SDN Ketawanggede 1, saya biasanya minta izin dulu kepada Kepala Sekolah selama dua minggu untuk berkenalan dengan wali murid,” tutur perempuan berhijab itu.
“Misalnya saya SMS mereka, menanyakan apakah putra-putrinya apa sudah salat. Hal-hal kecil seperti itu kerap saya tanyakan, hingga terbangun kedekatan dengan wali murid,” lanjutnya.
Tantangan Akreditasi
Supriyatin lantas menceritakan bagaimana awalnya Ia menjalani karier sebagai seorang Kepala Sekolah. “Akhir Oktober 2019, saya dipanggil ke Dinas Pendidikan. Disuruh menandatangani diklat calon Kepala Sekolah,” ujarnya.
Belum genap sebulan menjabat sebagai Kepala Sekolah SDN Bandulan 3, terbit pengumuman dari Dinas Pendidikan, bahwa sekolah tersebut sudah waktunya melakukan akreditasi.
“Siap tidak siap, mau tidak mau harus kita laksanakan,” ucapnya. Supriyatin sendiri memang dikenal sebagai sosok yang pantang mengatakan tidak pada setiap tugas yang diberikan.
Berbekal pengalaman saat di SDN Ketawanggede 1, kebetulan Supriyatin pernah didapuk sebagai koordinator akreditasi selama tiga periode (2008, 2012, dan 2016), sehingga proses akreditasi bukan hal baru baginya. Meskipun bukan hal yang mudah pula. Mengingat tenggat waktu hanya dua minggu.
Supriyatin lantas mengoordinasi staf dan guru-guru untuk mempersiapkan data-data yang diperlukan. Kerja keras tidak mengkhianati hasil. SDN Bandulan 3 Kota Malang yang awalnya sekolah berpredikat Akreditasi B, akhirnya mampu meraih Akreditasi A Unggul.
Tidak mengherankan jika kemudian para wali murid, komite sekolah dan guru-guru menyebut perempuan kelahiran Malang 53 tahun silam ini sebagai seorang “Wanita Bersemangat”.
Rasanya tidak berlebihan julukan tersebut disematkan pada Supriyatin. Mengingat baru dua minggu menjadi Kepala Sekolah sudah dapat meraih penghargaan yang membanggakan.
Naiknya predikat dari Akreditasi B menjadi A Ungul, membuat sekolah dengan jumlah siswa 241 anak ini serta merta mendapat tempat di hati para wali murid, dan menganggapnya sebagai salah satu sekolah favorit.
Pasalnya banyak gebrakan dan prestasi gemilang ditorehkan oleh sekolah yang berada di Kelurahan Bandulan, Kecamatan Sukun ini. Di antaranya Juara 1 Suporter Terbaik pada acara Green School Festival (GSF) Tingkat Kota Malang (2019), Juara 3 Sekolah Ramah Anak Tingkat Kota Malang (2019), Juara 1 Geguritan Tingkat Kota Malang (2019), Juara 3 Melukis Tingkat Kota Malang (2019), dan Juara 3 Lomba Menganyam Tingkat Kota Malang.
Tak hanya itum SDN Bandulan 3 yang sejak berdirinya pada 1978 belum memiliki logo sekolah, baru pada masa kepemimpinan Supriyatin memiliki logo sekolahnya sendiri, yang ditetapkan pada 22 Oktober 2019, bertepatan dengan Hari Santri.
Bersambung ke bagian 2
Reporter : Hariani
Editor : MA Setiawan