
KOTA MALANG – malangpagi.com
Ketua RW 04 Kelurahan Sumbersari, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang melakukan terobosan inovatif dengan merancang sistem informasi berbasis digital yang bisa diakses melalui smartphone.
“Aplikasi ini kami namakan ‘Form Warga RW 04’. Saat ini sistemnya masih beta. Jika nanti animonya bagus, akan kami patenkan dan bisa diunduh lewat Playstore,” terang Ketua RW 04, Agustinus Tedja Bawana saat ditemui di Latar Ijen Resto and Coffeeshop, Kamis sore (25/2/2021).
Inovasi ini digagas Tedja untuk mempermudah kontrol terhadap warganya, terutama di masa pandemi saat ini. Selain itu, juga untuk memudahkan mengidentifikasi kelompok warga tidak mampu, lansia, penduduk lokal, pendatang dari luar daerah, dan warga yang belum memiliki identitas.
Pria yang juga pendiri Jaringan Kemanusiaan Jawa Timur (JKJT) itu menyampaikan, aplikasi ini dirancang untuk memberikan validasi akses data, baik dari pihak RT maupun RW. Tentunya, cara ini juga akan mempermudah pihak kelurahan untuk melakukan verifikasi data.
“Dengan pemutakhiran sistem yang ada, otomatis mempermudah dalam memasukan dan memperbarui data. Serta menerima laporan-laporan terkait keuangan, urusan parkir, dan keamanan. Di dalam aplikasi ini juga terdapat data kependudukan, lansia, balita, penghasilan, dan sebagainya,” tutur Tedja.
Ia berharap, terobosan yang dibuatnya dapat diteruskan oleh pihak kelurahan ke RW-RW yang lain, sehingga semua bisa dipantau di satu titik.
“Dengan adanya aplikasi ini, kita bisa mengetahui warga mana yang memang perlu dibantu melalui sebuah kebijakan,” ujar sosok yang bergelut di bidang sosial kemanusiaan itu.
Seluruh RT di lingkup RW 04 Kelurahan Sumbersari telah mencoba aplikasi Forum RW 04. Apresiasi juga dilayangkan pihak Kelurahan, Babinsa, maupun Babinkamtibmas terkait terobosan yang dilakukan.
“Aplikasi ini tentu masih memerlukan perbaikan. Karena itu, sambil jalan akan dilakukan evaluasi jika ditemukan kekurangan,” jelas Tedja.
Di kesempatan yang sama, desainer aplikasi Form Warga RW 04, Iwan Dermawan yang merupakan anak asuh Tedja mengaku hanya membutuhkan waktu hanya dua jam untuk membuat aplikasi tersebut. Dirinya memang sudah sering membuat aplikasi-aplikasi serupa, terutama terkait bidang kemanusiaan dan kebencanaan.
“Saya dulunya anak jalanan yang kerap ngamen di kereta api, putus sekolah sejak SD karena faktor ekonomi. Tahun 2004 saya datang ke Malang, dan pada 2007 bergabung di JKJT. Banyak hal yang saya pelajari, mulai keterampilan mengelas, elektronika, menjadi kameramen, teknologi informasi (TI), dan lain sebagainya,” terangnya.
“Keterampilan TI saya pelajari secara ototidak, baik melalui Google maupun YouTube. Dalam membuat aplikasi, saya hanya mengandalkan laptop dan smartphone,” tandas pria yang sedang disibukkan dengan pembuatan film pendek itu.
Reporter : Doni Kurniawan
Editor : MA Setiawan