
KOTA MALANG – malangpagi.com
Upaya mendorong Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) naik kelas terus digencarkan di Kota Malang. Sebanyak 50 UMKM terpilih mendapat pelatihan intensif untuk meningkatkan daya saing, khususnya melalui penguasaan teknologi digital.
Melalui brand IM3 dan Tri, IOH turut menyediakan layanan jaringan ramah UMKM, termasuk wifi portabel untuk mendukung mobilitas pelaku usaha.
AVP Brand Activation, Digital & Socmed IOH, Fahri Sanad, menyampaikan bahwa pelatihan ini menekankan pemanfaatan teknologi terbaru.
“Banyak UMKM yang hanya tahu Instagram sebagai sarana promosi, tapi belum paham cara memaksimalkannya. Kami ingin mereka lebih cerdas memanfaatkan platform digital, mulai dari aplikasi, penggunaan AI, hingga strategi pemasaran modern. Semua itu tentu butuh dukungan jaringan internet yang cepat dan stabil,” jelas Fahri.
Program serupa sebelumnya telah digelar di Surabaya dengan melibatkan 40 UMKM. Kali ini, Kota Malang menjadi kota kedua dari total 11 kota sasaran di Jawa Timur.
“Kami melihat pemerintah Kota Malang sangat terbuka, ditambah adanya fasilitas Malang Creative Center (MCC) yang bisa dimanfaatkan. Antusiasme UMKM juga luar biasa, sehingga kami optimis program ini bisa berjalan berkelanjutan,” ujar Fahri.
Ia mengatakan, pelatihan akan terus dievaluasi setiap bulan bersama Rumah Digital Literasi (RDL). Evaluasi mencakup sejauh mana UMKM mampu mengimplementasikan materi yang diberikan.
“Tujuan kami jelas, empowering UMKM. Tidak hanya sekali jalan, tapi berkelanjutan agar mereka benar-benar naik kelas. Harapannya, kolaborasi pemerintah, provider, dan komunitas bisa memperkuat UMKM Jawa Timur secara menyeluruh,” terangnya.

Sementara itu, Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Keuangan Pemkot Malang, M Sailendra, menegaskan bahwa pembinaan UMKM menjadi salah satu prioritas utama Wali Kota Malang. Program ini sejalan dengan visi Dasa Bakti yang melahirkan inisiatif Ngalam Laris dan Ngalam Idrek.
“Pelatihan ini tidak hanya sebatas teori. Para pelaku UMKM diajarkan cara mengoptimalkan pemasaran digital, strategi pengemasan produk, hingga pemanfaatan teknologi informasi. Dengan begitu, mereka bisa memperluas pasar dan meningkatkan pendapatan,” ujar Sailendra.
Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam pemberdayaan UMKM. “Keterlibatan sektor swasta sangat penting. Tidak hanya perusahaan telekomunikasi, tapi juga media, lembaga pendidikan, hingga komunitas lokal bisa ikut berkontribusi,” imbuhnya.
Dalam pelatihan kali ini, fokus utama diarahkan pada penguatan keterampilan digital. Peserta didorong untuk lebih adaptif memanfaatkan media sosial, memaksimalkan platform jualan online, hingga mencoba teknologi kecerdasan buatan (AI) sebagai bagian dari strategi promosi.
Salah satu fasilitator menuturkan bahwa banyak pelaku usaha yang sebelumnya hanya sekadar tahu cara menggunakan aplikasi, kini dipandu untuk memanfaatkan fitur-fitur digital agar lebih efektif menjangkau konsumen.
“Sekarang jualan tidak bisa hanya mengandalkan offline. Digitalisasi membuka peluang lebih luas, bahkan bisa menembus pasar nasional hingga global,” jelasnya.
Kota Malang sendiri dipilih karena memiliki ekosistem ekonomi kreatif yang berkembang pesat. Antusiasme pelaku UMKM juga sangat tinggi, terbukti jumlah pendaftar pelatihan melebihi kuota 50 peserta.
“Tujuan akhirnya jelas, agar UMKM di Malang benar-benar naik kelas. Bukan hanya bertahan, tapi mampu bersaing di era digital. Untuk itu, kolaborasi semua pihak sangat diperlukan,” pungkas Sailendra. (YD)