
KOTA MALANG – malangpagi.com
Komisi IX DPR RI temukan beberapa makanan yang diduga mengandung boraks saat melaksanakan inspeksi mendadak (sidak) di Pasar Oro-Oro Dowo, Kota Malang, Kamis (27/2/2025).
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Yahya Zaini menyebut, dugaan adanya makanan berkandungan zat berbahaya itu berasal dari sembilan sampel makanan yang diambil dan diuji oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di lokasi.
“Dari beberapa sampel yang diperiksa oleh BPOM, ternyata ada sembilan yang positif mengandung boraks, paling banyak di sini itu sampelnya itu ikan asin dan teri,” ujar Yahya, Kamis (27/2/2025).
Meski baru dugaan, temuan dari hasil sidak ini telah menjadi perhatian khusus dari jajaran Komisi IX DPR RI, terlebih dalam waktu dekat ini sudah memasuki bulan Ramadan.
Ia meminta kepada BPOM dan Pemerintah Kota (Pemkot) Malang untuk melakukan penelusuran lebih lanjut untuk mengetahui dari mana asal ikan asin dan ikan teri tersebut.
“Kami masih belum mengetahui apakah dari penjual atau supplier. Nanti perlu diteliti lagi,” jelasnya.
Lebih lanjut, Yahya meminta kepada para pedagang untuk berhati-hati ketika memilih bahan dasar yang akan dimasak atau tak menambahkan zat berbahaya ke dalam makanan.
“Jika terjadi secara sengaja bisa diproses sesuai hukum yang berlaku. Tapi kalau tidak sengaja, pedagang bisa diberikan teguran atau imbauan,” tuturnya.
Yahya mengatakan bahwa pihaknya meminta Pemkot Malang untuk memperkuat langkah edukasi kepada pedagang agar terhindar dari penggunaan bahan-bahan berbahaya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Malang, Erik Setyo Santoso memastikan soal temuan dugaan kandungan boraks pada sampel makanan akan dikoordinasikan dengan BPOM.
“Nanti kami lihat makanan ini kandungan boraksnya sejauh mana. Tentunya akan terus kami dalami, jika makanan tidak memenuhi standar kesehatan akan kami tarik,” ujar Erik.
Erik menyampaikan bahwa saat Ramadan nanti, jajarannya akan rutin memantau makanan dan minuman yang dijajakan pedagang.
“Kami ingin masyarakat mengkonsumsi makanan dan minuman yang layak konsumsi dan memenuhi aspek kesehatan,” pungkasnya. (YD)