KAB. MALANG – malangpagi.com
Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari berupaya meningkatkan produktivitas peranakan sapi dengan jumlah yang banyak. Inseminasi Buatan (IB) yang digalakkan Balai Inseminasi Buatan (BIB) Kementerian Pertanian (Kementan) memang telah dicanangkan menjadi program prioritas bersama, agar Indonesia mampu menekan impor secara signifikan.
“Saya kira ini program yang sangat baik sekali, yang memang didesain bersama untuk kemajuan peternakan kita dan menjanjikan. Karena punya potensi menghasilkan bibit unggul dan telah mendapatkan SNI, serta siap di kirim ke berbagai penjuru Indonesia,” ungkap Djarot Saiful Hidayat dari Fraksi Partai PDIP DPR RI, saat melakukan Kunjungan Kerja Spesifik Komisi IV DPR RI di BBIB Ngujung, Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Rabu (5/7/2023).
Dirinya mengatakan, selanjutnya harus ada upaya menghadirkan bibit betina yang unggul guna menekan ketergantungan impor. “Kebutuhan impor daging kita itu sebesar 6 triliun pertahunnya. Yang artinya, kita telah mensubsidi peternakan sapi dari negara pengekspor,” jelasnya.
Menurut Djarot, upaya strategis untuk menguatkan peran peternakan di Indonesia yakni dengan memperbaiki regulasi yang ada. “Kebutuhan daging dan susu kita memang masih belum bisa lepas dari ketergantungan impor. Namun melihat potensi peternakan kita yang semakin maju, maka upaya mengurangi ketergantungan impor bisa dilakukan dengan meninjau kembali segala aturan yang membebani peternak,” jelasnya.
“Misal, pembatasan untuk mendapat betina unggul dari suatu negara yang selama jadi produsen, seperti Australia dan Selandia Baru. Kita bisa mendatangkan dari negara lainnya, salah satunya China,” lanjut mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Kunjungan berlanjut ke peternakan kambing Burja dan domba Dorship di Desa Bedali, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang. Apresiasi disampaikan Djarot kepada Martinus Alexander, selaku Direktur peternakan tersebut. “Peternakan yang didirikan di lahan milik TNI AL ini juga jadi Pusat Latihan Kerja (Puslatker) anggota TNI AL untuk menyongsong masa pensiun. Yang ke depannya akan mencetak peternak dari pensiunan TNI AL,” terangnya.
Sementara itu, Martinus Alexander menjelaskan bahwa peternakan miliknya mengembangkan genetik unggulan. Di antaranya Boer, Saanen, Dorper, Van Roy, dan Awassi.
“Bentuk kerjasama kami adalah kemitraan, dengan siapapun yang ingin berternak kambing atau domba. Kami terlebih dahulu akan mensurvei kesiapan mitra kami. Kemudian mengupayakan sumber modal melalui mandiri, KUR Mikro, CSR, PKBL, BUMDes, dan lainnya,” beber Martin. (Giar/MAS)