
KOTA MALANG – malangpagi.com
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang kembali menggelar program Kampung Iklim (Proklim) pada tahun 2025 sebagai upaya memperkuat ketahanan lingkungan berbasis masyarakat. Tahun ini, DLH menetapkan lima kampung Proklim di sejumlah kelurahan, dengan salah satunya berhasil meraih penghargaan di tingkat nasional.
Plh Kepala DLH Kota Malang, Gamaliel Raymond Hatigoran Matondang, menjelaskan bahwa total terdapat 68 RW yang mengikuti program Proklim sepanjang tahun 2025. Namun, hanya lima RW yang dipilih untuk menerima penghargaan, dan satu RW di antaranya berhak atas penghargaan Proklim Tropi Utama dari Kementerian Lingkungan Hidup.
“Lima RW tersebut akan mendapat apresiasi dari Wali Kota Malang berupa uang pembinaan Rp15 juta. Sementara satu RW terpilih akan menerima Proklim Tropi Utama dari kementerian,” jelas Raymond, Rabu (26/11/2025).
Adapun lima RW yang mendapat penghargaan dari Wali Kota Malang adalah RW 02 Kelurahan Arjosari, RW 03 Kelurahan Kotalama (kategori utama), RW 13 Kelurahan Madyopuro (kategori utama), serta RW 02 dan RW 09 Kelurahan Arjowinangun (kategori utama).
Dari lima RW tersebut, RW 02 Kelurahan Arjosari terpilih menjadi perwakilan Kota Malang untuk menerima penghargaan Proklim tingkat nasional yang akan digelar pada 1 Desember 2025.
Sementara itu, Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat telah menyerahkan penghargaan kepada para RW yang dinilai berhasil mengembangkan program Proklim di wilayahnya. Ia menegaskan, keberhasilan ini merupakan bukti nyata kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan.
“Prestasi ini lahir dari kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan di tingkat RW. Peran serta masyarakat sangat penting agar Kota Malang tetap bersih, sehat, dan berkelanjutan,” ujar Wahyu.
Ia menyebut, penghargaan berupa insentif Rp15 juta per RW bukan hanya sebagai simbol, tetapi bentuk dukungan atas partisipasi aktif masyarakat.
Wahyu juga mengingatkan pentingnya menjaga konsistensi agar Kota Malang tetap menjadi kota yang ramah lingkungan, bahkan ketika kelak bertransformasi menjadi kota metropolitan.
“Tidak cukup hanya mengandalkan pemerintah. Keterlibatan masyarakat sangat diperlukan agar Kota Malang tetap lestari dan nyaman dihuni,” pungkasnya. (Dik/YD)















