
KABUPATEN MALANG, Malangpagi.com
Baitul Maal Hidayatullah (BMH) Gerai Malang mendatangkan pakar geologi dan geofisika untuk melakukan pemetaan keberadaan sumber mata air bawah tanah. Bertempat di lingkungan YPI Sholahudin, Dusun Krajan 3, Desa Putukrejo Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Jumat, 07 Februari 2020.
Upaya ini dilakukannya guna membantu yayasan dan masyarakat, dalam mengatasi krisis kekeringan yang melanda di desa setempat.
Dalam mapping ini, tim membawa alat geolistrik berupa resistivity meter, yang berfungsi untuk mendeteksi keberadaan sumber air di dalam tanah yang keberadaannya sangat spesifik dan tidak menyebar merata, tergantung kepada keadaan geologi bawah tanah (lapisan pembawa air atau lapisan kedap air).
Geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang bertujuan mengetahui sifat-sifat kelistrikan lapisan batuan di bawah permukaan tanah. Cara kerjanya adalah dengan menyuntikkan arus listrik ke dalam tanah untuk kemudian dibaca alat.
“Jadi jika arus listriknya dialirkan di dalam tanah dan gradien tekanan listriknya diukur, maka kondisi lapisan batuan di bawahnya dapat diperkirakan,” jelas roni koordinator lapangan.
Dibeberkan juga oleh peneliti tanah bergerak dan kebocoran saluran pipa air bawah tanah ini bahwa, resistivitas batuan (tahanan jenis batuan) dapat diukur dengan memasukkan arus listrik ke dalam tanah melalui 2 titik elektroda di permukaan tanah dan titik lainnya untuk mengukur beda potensial di permukaan yang sama. Sedangkan untuk tahanan listrik, dapat berbeda-beda tergantung dari kualitas batuan, derajat kepadatan dan kondisi kelembaban tanah.
Jadi fungsi geolistrik itu sendiri adalah perencanaan tahap awal dalam pelaksanaan eksplorasi air tanah selanjutnya.
Reporter : Rohman
Editor : Ana