KOTA MALANG – malangpagi.com
Kampung Budaya Polowijen (KBP) merayakan hari jadi mereka yang ke-5, bebarengan dengan HUT ke-108 Kota Malang yang jatuh pada 1 April 2022.
Menurut Wakil Walikota Malang, Sofyan Edi Jarwoko, perayaan ini merupakan momentum yang baik, sebagai simbol pemulihan ekonomi Kota Malang.
“Lima tahun Kampung Budaya Polowijen telah berkembang dengan kesungguhan dan ketelatenan. Di dalamnya ada klaster batik dan seni budaya. Kampung ini akan semakin maju, tergantung peran serta tokohnya, warga masyarakat, dan tentu saja pemerintah,” papar Bung Edi, sapaan akrab Wawaki, saat memberikan sambutan di perayaan Hari Jadi ke-5 Kampung Budaya Polowijen, Jumat (1/4/2022).
Dirinya menegaskan, saat ini konsentrasi Kota Malang adalah pada pemulihan ekonomi. Untuk itu Bung Edi mengimbau, agar gerakan dari kampung-kampung tematik kembali digeliatkan, sehingga menggerakkan roda ekonomi.
“Pameran produksi UMKM sering digalakkan, dan kegiatan kampung-kampung tematik lebih ditingkatkan. Saya hadir dan melihat momentum ini penting untuk kebangkitan kembali Indonesia, Kota Malang, termasuk Kampung Budaya Polowijen,” tutur Bung Edi.
Pria berkacamata itu pun mengungkapkan bahwa pandemi di Kota Malang sudah membaik. Vaksinasi booster pun sudah dijalankan, serta pertumbuhan Kota Malang mengalami kenaikan di 2021 lalu sebesar 4,21 persen.
“Kesempatan ini dapat dijadikan pilot project, dan Kota Malang sudah dirancang sebagai Kota Wisata. Maka kesiapan harus tumbuh melalui Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata),” jelasnya.
“Dulu, pariwisata disiapkan oleh pelaku usaha. Namun kini masyarakat sudah terlibat terhadap pelaksanaan destinasi wisata. Kampung Heritage sudah ada Pokdarwis. Begitu pula Kampung Warna-Warni dan sejumlah kampung tematik lainnya. Ini contoh kesiapan yang dilakukan masyarakat, dan sudah barang tentu pemerintah ada di dalamnya,” lanjut Bung Edi.
Lebih lanjut, arek Malang asli tersebut mengungkapkan bahwa ekonomi di Kota Malang akan tumbuh bagus, dan seluruh sektor dapat bergeliat jika sektor pariwisata dan pendidikan juga bergerak.
“Untuk itu, pemerintah menyerukan untuk membangkitkan ekonomi melalui pariwisata, dengan mempermudah akses jalan menuju Kota Malang dan menetapkan Bromo Tengger sebagai destinasi pariwisata dengan Kota Malang sebagai penyangga,” bebernya.
“Di samping itu, Gubernur Jawa Timur juga telah menetapkan koridor jalan lintas selatan berada di Malang. Maka dari itu, Kota Malang harus menangkap ini sebagai tantangan dan peluang. Untuk itu jangan menjadi penonton,” pesan Bung Edi.
Pada gelaran tersebut disiapkan tumpeng dan ube rampe, sebagai ungkapan rasa syukur HUT ke-108 Kota Malang sekaligus Hari Jadi ke-5 Kampung Budaya Polowijen.
“Tumpeng ada dua, yaitu untuk Kota Malang dan Kampung Budaya Polowijen. Ada apem juga. Karena kami juga melakukan megengan,” ucap Isa Wahyudi, selaku penggagas Kampung Budaya Polowijen.
Dengan mengusung tema “Wilujengan, Megengan, dan Nyadran”, acara puncak ditandai dengan doa dan penampilan Tari Serimpi Limo.
“Tari Serimpi Limo ini sengaja diciptakan sebagai pengkhidmatan kegiatan-kegiatan ritual yang ada di Kampung Budaya Polowijen. Nantinya akan kami tutup dengan nyadran (nyekar) ke makam leluhur kami, yaitu Mpu Topeng Mbah Reni,” jelas pria yang juga menjabat sebagai Ketua Forkom Pokdarwis Kota Malang itu.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, di antaranya Kadisporapar Kota Malang Ida Ayu Made Wahyuni, Camat Blimbing Ariadi Wardoyo, anggota DPRD dapil Blimbing Edy Wijanarko Widjanarko, Ketua Pemuda Pancasila Kecamatan Blimbing Agus Yudi Susanto, Anggota TACB Kota Malang Daroe Iswatiningsih, dan sejumlah komunitas budaya. (Har/MAS)