
KOTA MALANG – malangpagi.com
Walikota Malang Sutiaji memberikan makna Hari Ulang Tahun (HUT) ke-108 Kota Malang, yang jatuh pada 1 April 2022, sebagai media untuk introspeksi.
“Ulang tahun ini justru untuk introspeksi. Pekerjaan-pekerjaan yang belum terselesaikan dan indikator-indikator yang belum ditangani, menjadi sebuah evaluasi dengan peningkatan dan penguatan layanan publik,” tutur Sutiaji, dalam kegiatan Fasilitasi Panjatan Doa dalam Rangka HUT ke-108 Kota Malang, Kamis (31/3/2022)
Menurutnya, doa yang dipanjatkan oleh masyarakat dari perwakilan agama dan kepercayaan yang ada di Indonesia ini, merupakan bentuk rasa syukur karena Kota Malang memasuki usia ke-108 tahun.
“Doa bersama ini adalah bentuk rasa syukur. Meskipun dinamika demokrasi dengan intrik-intrik kecil kerap terjadi. Ini merupakan kewajaran. Insyaallah, keamanan dan kenyamanan di Bumi Arema dapat terkondisikan,” terangnya.
Orang nomor satu di Kota Malang itu pun berharap, melalui peringatan HUT Kota Malang, persoalan-persoalan yang ada di kota ini dapat teratasi.
“Banjir dan kemacetan mendapatkan solusi. Gini rasio yang tebal dapat ditipiskan. Angka stunting mengalami penurunan. Angka pengangguran dapat dikurangi. Jadi banyak mimpi-mimpi ke depan. Semoga dapat terwujud,” harap Sutiaji.

Pada HUT ke-108 Kota Malang ini, Sutiaji mengingatkan untuk tidak melupakan sejarah. Untuk itu, pihaknya mengundang Walikota beserta Wakil Walikota Malang terdahulu, berikut Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Malang, guna mengikuti upacara HUT Kota Malang yang digelar di depan Balaikota pada Jumat pagi, 1 April 2022.
“Mereka, Bapak Walikota, Wakil Walikota, beserta Sekda Kota Malang, telah menanam kebaikan untuk Kota Malang, dan kami tinggal meneruskan. Melestarikan apa yang sudah ditanam, dan kami mengambil hal baru yang memiliki nilai kemanfaatan. Jadi, kami melakukan inovasi dan improvisasi,” beber Situaji.
Selanjutnya, pria asal Lamongan itu menyerukan warga Kota Makang untuk saling bekerja sama, sembari menekankan kolaborasi, akselarasi, dan bangkit bersama yang menjadi tema HUT ke-108 Kota Malang.
“Saling bekerja sama yang saling menguntungkan dan diuntungkan. Tidak ada yang merasa lebih hebat. Ditingkatkan lagi akselarasi. Jadi ada pengungkitnya. Jika itu dilakukan, insyaallah, kebangkitan bersama akan terealisasi,” tambah Sutiaji.

Tema HUT ke-108 Kota Malang ini, menurut Sutiaji selaras dengan tagline Provinsi Jawa Timur, yakni Optimis Jatim Bangkit.
Kegiatan panjatan doa ini dilaksanakan di sejumlah tempat berbeda. Umat Islam melakukan pembacaan doa dan Yasin di Masjid Baiturrahim, dipimpin oleh Ketua Pimpinan Cabang Nadhlatul Ulama Kota Malang KH Chamzawi. Dalam acara tersebut juga disampaikan tausiah oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia Kota Malang, KH Baidlowi Muslich.
Sementara untuk pemeluk agama Kristen dan Katolik berada di Ruang Asisten Balaikota Malang. Sedangkan penganut agama Hindu, Budha, dan Konghucu menempati Ruang Staf Ahli.
Meskipun berbeda agama, namun panjatan doa tetap satu untuk kemajuan Kota Malang. “Kota Malang adalah rumah kita semua. Melalui HUT ke-108 Kota Malang ini, marilah kita jaga keharmonisan serta menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi,” tutup Sutiaji. (Har/MAS)