
KABUPATEN KEDIRI-malangpagi.com
Nurbani (70th) petani cabe, Desa Purworejo Kecamatan Plosoklaten mengatakan, turunnya harga cabai terjadi sejak akhir Desemberi 2018 sampai di awal bulan April 2019 belum beranjak membaik.
Malah hari ini, Selasa, (2/4/2019), harga semakin memburuk di level angka Rp 6 ribu per kilogram dari biasanya harga cabai kisaran Rp 15 ribu per kilogram.
Menurutnya, harga cabai rawit di lingkup petani berada di kisaran Rp 8-12 ribu per kilogram. Sementara untuk cabai besar berada di angka Rp 7-10 ribu per kilogram.
“Saat ini malah turun drastis per kilogramnya Rp. 6 ribu,” ungkap Nurbani yang mengaku sangat rugi, Selasa (2/4/2019).
“Untuk biaya tenaga panen saja, sudah sangat tidak mencukupi,” imbuh dia.
Harga itu menurun sekitar 50 persen lebih dibanding harga normalnya, kisaran sebesar Rp 15 ribu per kilogram. Nurbani mengatakan, para petani mengeluhkan dengan turunnya harga cabai rawit dan besar itu.
“Pasalnya jika dikalkulasikan dengan biaya perawatan, hasil panen yang diperoleh tidak seimbang. Di mana untuk 1 hektar lahan cabai saja, petani harus mengeluarkan biaya hingga Rp 50 juta,” tandas dia.
Dengan kondisi turunnya harga saat ini, Nurbani menyebut petani sangat merugi. “Harga saat ini turun mas, jangankan untuk balik modal, untung saja petani gak bisa mas,” kata dia kepada Malangpagi.con
Kembali Nurbani menjelaskan, turunnya harga cabai saat ini diperkirakan oleh melimpahnya stock cabai di pasaran.
Dan, untuk kualitas sendiri, rata-rata hasil panen cabai petani berkualitas baik.
Dengan merosotnya harga cabai itu, Nurbani bersama petani cabai lainnya mengeluh ke pemerintah juga tidak bisa.
“Saya hanya petani kecil mas, hanya bisa pasrah saja, tidak tahu mau mengadu ke siapa,” keluh Nurbani.
Sementara itu, Jupri seorang petani cabai juga, yang berasal dari Desa Darungan, Kecamatan Pare, juga mengeluh dengan harga cabai semakin merosot.
Dia berharap, ke pemerintah melalui dinas terkait untuk segera ada perhatian ke petani supaya harga bisa stabil.
Reporter : Eko Hartono
Editor : Putut