
KOTA MALANG – malangpagi.com
Prestasi anjlok kontingen Kota Malang di ajang Porprov Jatim 2019. Kegagalan itu menjadi dasar untuk mengevaluasi kinerja KONI Kota Malang, biasanya langganan runner up, kali ini diposisi empat.
Walikota Malang, Sutiaji menyampaikan kegagalan ini yang menjadi dasar untuk kita akan mengevaluasi kinerja KONI Kota Malang.
“Tentu saja ini harus dievaluasi, KONI sebagai induk cabang olahraga, bagaimana mempersiapkan atlet selama ini. Ini tidak bisa dibiarkan, karena prestasi turun yang biasanya biasanya kita selalu runner up,” ungkap Wali Kota Malang Sutiaji, Rabu (17/7/2019).
Dikatakan, prestasi yang diraih kontingen Kota Malang pada Porprov 2019 kemarin, jauh dari target. Bahkan, daerah lain seperti Sidoarjo dan Kediri yang dukungan anggarannya lebih kecil, justru memiliki prestasi diatas Kota Malang.
“Hasil terakhir, kita (Kota Malang) malah kalah dengan Sidoarjo dan Kediri. Yang mana informasi saya terima, dukungan anggaran jauh dibawah Kota Malang. Ini sangat memprihatinkan, karena menyangkut prestasi dan nama Kota Malang, perbaikan harus segera dilakukan,” tegas Sutiaji.
Menurut dia, KONI Kota Malang semestinya memiliki waktu yang cukup panjang, untuk pembinaan para atlet. Karena Proprov sendiri digelar empat tahun sekali.
“Porprov digelar empat tahunan, tentu ini waktu cukup panjang bagi KONI untuk melakukan pembinaan kepada para atlet. Evaluasi diantaranya itu nantinya, bagaimana sistem pembinaan atlet sebelum tampil di Porprov. Dengan hasil kemarin, sepertinya itu tidak jalan dengan baik,” keluh Sutiaji.
Ditanya soal dukungan anggaran bagi KONI ?. Sutiaji justru melihat besaran dana yang diberikan dinilai sangat besar. Apalagi dibandingkan dengan daerah lain, yang nilai anggarannya dibawah Kota Malang. Namun berhasil meraih prestasi sangat bagus.
“Kalau bicara anggaran, saya lihat sudah cukup bahkan lebih besar dibandingkan daerah lain. Lebih kecil, namun prestasinya tinggi diatas Kota Malang,” ujarnya.
“Kalau bicara anggaran, bukan tahun ini saja sebesar Rp 12,5 miliar diberikan kepada KONI. Tetapi, akumulasi tiga tahun sebelum Porprov, jika satu tahunnya Rp 12,5 miliar tinggal mengalikan saja. Masak lebih dari Rp 30 miliar, target runner up tidak bisa terpenuhi, ini tidak bisa dibiarkan, harus ada perbaikan,” harapnya.
Sutiaji turut mengapresiasi langkah Ketua Harian Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) Kota Malang Edi Pitarno, yang mengajukan mundur dari jabatannya setelah gagal memenuhi target di Porprov 2019 kemarin.
Reporter : Red
Editor : Tikno