KOTA MALANG – malangpagi.com
Di samping menggelar karnaval, warga RW 5 Kelurahan Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang juga mengadakan lomba yel-yel dengan tema Budaya Kreasi untuk Nusantara, Minggu (21/8/2022). Sesuai tema yang diusung, para peserta seluruhnya mengenakan pakaian adat nusantara.
Dalam lomba yel-yel yang bertempat di Perumahan Myrra Residence Jatimulyo itu, panitia menerapkan empat kategori penilaian. Yaitu keunikan, keserasian, kekompakan, dan kreativitas. “Jadi dari yel-yel mulai dari start hingga finish akan dinilai, yang kemudian diakumulasikan untuk semua aspeknya, mengacu pada empat kategori tersebut,” jelas Devi Wulandari, selaku seksi acara.
Kepada Malang Pagi dara cantik itu mengatakan, hal yang mendasari digelarnya lomba yel-yel tersebut adalah semangat bangkit dari pandemi Covid-19. “Sudah terlalu lama kita tinggal di rumah. Dan melihat potensi warga RW 5 yang memiliki bakat seni untuk ditampilkan, maka kami memiliki gagasan untuk mengadakan lomba yel-yel ini,” tutur Wulan, sapaan akrabnya.
Menurutnya, lomba yel-yel ini menjadi pembeda dengan gelaran serupa pada tahun-tahun sebelumnya. “Jika sebelumnya kami mengadakan jalan sehat dan lomba menghias kampung seperti umumnya, maka tahun ini kami tambahkan kreasi yel-yel,” terangnya
Wulan menegaskan, hal yang tak kalah penting dengan memilih budaya kreasi untuk nusantara dalam memperingati HUT ke-77 Republik Indonesia, adalah dengan menunjukkan bahwa warga 5 rukun dan hidup dalam Bhinneka Tunggal Ika. “Kami berharap semangat warga hadir setiap hari. Tidak hanya saat momen kemerdekaan saja,” ucapnya.
Selaras dengan Wulan, Ketua RT 4 RW 5 Kelurahan Jatimulyo, Sri Mulyani mengatakan bahwa yel-yel yang disampaikan menunjukkan semangat kemerdekaan dalam kehidupan sehari-hari warga, seperti saat kerja bakti yang menumbuhkan kekompakan.
Sri mengaku sangat mendukung kegiatan ini, bahkan mengerahkan warganya untuk menyajikan tampilan yang mengedukasi. “Kami mengusung konsep Aceh. Dari Aceh kita dapat memetik dari semangat yang sangat luar biasa. Yaitu semangat untuk bangkit dari bencana tsunami,” paparnya.
Sri menuturkan, untuk menampilkan yel-yel pihaknya membutuhkan latihan cukup intensif. “Setiap hari selama satu bulan full kami latihan. Liburnya cuma hari Minggu. Kesulitan yang kami hadapi adalah peserta lansia yang kadang lupa gerakan,” ucapnya sambil tersenyum.
Dalam lomba tersebut, kelompok RT 4 RW 5 menampilkan 19 peserta yel-yel 19, dengan satu maskot, ditambah grup perkusi berjumlah 9 orang yang mengiringi dengan musik-musik khas Aceh.
Acara disemarakkan pula dengan pergelaran fashion show dan pertunjukan musik, disertai pembagian door prize bagi peserta jalan sehat. (Har/MAS)