KOTA MALANG – malangpagi.com
Kampung Aswaja merupakan salah satu aset milik Nadhlatul Ulama (NU) Kota Malang, yang berlokasi di Kelurahan Kotalama, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang.
Walikota Malang Sutiaji mendukung dan mengapresiasi dibentuknya Kampung Aswaja, yang salah satu fungsinya adalah untuk menangkal paham radikalisme.
“Kami dukung sepenuhnya Kampung Aswaja, yang berarti ahlussunnah wal jamaah, yang berpedoman pada Al Qur’an, sunnah, ijmak, dan qiyas. Ini dapat menjadi pengendali masuknya paham-paham radikalisme, yang dapat mencabik-cabik persatuan dan kesatuan Indonesia,” ungkap Sutiaji, saat memberikan sambutan dalam Konferensi XII Pimpinan Cabang Muslimat NU Kota Malang, Minggu (27/2/2022).
Dalam gelaran acara yang diselenggarakan di Hotel Aria Gajayana itu, Sutiaji mengajak masyarakat untuk menjaga toleransi, berperilaku tenggang rasa, dan tidak saling menghina agama lain. Serta mengimbau untuk memerangi segala bentuk intoleransi.
Selanjutnya, orang nomor satu di Kota Malang tersebut menyampaikan angin segar kepada Muslimat NU, terkait bagaimana membangun UMKM (Usaha Menengah Kecil Mikro) yang juga merupakan aset NU.
“Di saat pandemi ini, dunia digital semakin canggih dan yang patut kita syukuri. Kita dapat berjualan secara online. Ini adalah peluang, bagaimana Muslimat NU dapat menangkap peluang tersebut, serta mengembangkan UMKM. Mari kita bangun ekosistem berbasis kemandirian,” tutur Sutiaji.
Di samping itu, dirinya menekankan untuk semata menjadi obyek di era globalisasi ini. Namun juga harus menjadi subjek yang dapat berproduksi. Pemerintah Kota Malang menegaskan akan membantu untuk proses digitalisasi hingga pengurusan sertifikasi halal.
“Kota Malang punya segudang potensi, dan ini adalah peluang bagi Muslimat NU untuk meningkatkan kemandirian, serta tidak menutup kemungkinan dapat bersinergi dengan Aisyiyah [salah satu organisasi otonom perempuan Muhammadiyah]. Inilah yang harus dikuatkan,” tegas Sutiaji.
Selaras dengan pernyataan Walikota, Ketua Pengurus Wilayah Muslimat NU Jawa Timur, Masrurah Wahid mengatakan bahwa Kampung Aswaja berkiblat pada ahlussunnah wal jamaah yang menerapkan toleransi, kesantunan, dan menjunjung jargon ‘kebersihan sebagian dari iman’. Ia pun berharap kampung tersebut dapat menjadi percontohan bagi daerah-daerah lain.
“NU telah memproklamirkan diri sebagai penjaga NKRI. Karena NU berpatokan pada ahlussunnah wal jamaah, maka dalam pemikiran saya dalam mendirikan Kampung Aswaja, saya ingin inisasi yang lahir dari Kota Malang dapat menjadi role model bagi daerah-daerah lainnya,” paparnya.
Sementara itu, Ketua Pimpinan Cabang Muslimat NU Kota Malang, Mutammimah Hasyim Muzadi, membeberkan aset-aset yang dimiliki Muslimat NU Kota Malang. Di antaranya produk batik yang telah memiliki hak paten dan telah menembus pasar luar daerah.
“Kami juga telah bekerja sama dengan produk air minum Q~Jami’, serta banyak Muslimat NU yang menjadi pelaku UMKM. Hal terpenting yaitu dibentuknya Kampung Aswaja yang telah menjadi aset Muslimat NU,” beber Nyai Mutammimah, yang berharap Kampung Aswaja menjadi lingkungan damai, aktif, produktif, sehat, bersih, dan Islami.
Konferensi XII Cabang Muslimat NU Kota Malang diikuiti 178 peserta dengan pendanaan secara mandiri, yang terdiri dari Pimpinan Cabang dan Pimpinan Ranting NU Kota Malang. Acara pagi itu diawali dengan pembacaan Al Qur’an dan selawat Jibril. (Har/MAS)