
KOTA MALANG – malangpagi.com
Sempat lesu akibat pandemi Covid-19, pemerintah Indonesia mencoba berdamai dengan wabah dan memberikan kelonggaran di bidang pariwisata. Tentunya dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan ketat.
“Pariwisata adalah sektor primadona dan penghasil devisa terbesar dibanding minyak bumi dan gas (migas). Adanya pandemi menyebabkan dunia pariwisata mati suri,” jelas Walikota Malang, Sutiaji dalam sambutannya saat mengukuhkan Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kota Malang di Balai Sidang Balaikota, Kamis (27/5/2021).
Menurutnya, saat ini pengenalan pariwisata lebih mudah dibanding sebelumnya. “Sebenarnya lebih mudah bagi kita mengenalkan pariwisata daripada dulu. Pengenalan wisata bisa melalui aplikasi Tik-Tok atau media online lainnya,” imbuh pria berkacamata itu.
Selaras dengan itu, Walikota Sutiaji dengan didampingi Wakil Walikota Malang, Sofyan Edi Jarwoko mengukuhkan BPPD Kota Malang.
Pelantikan ini mengacu pada Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. Dalam Pasal 44 disebutkan, bahwa BPPD berjumlah sembilan orang. Terdiri dari empat orang wakil asosiasi kepariwisataan, dua wakil asosiasi profesi, satu wakil asosiasi penerbangan, dan dua orang pakar atau akademisi.
Merujuk pada dasar hukum tersebut, maka Walikota Malang menetapkan Tim Sembilan, sebagai tim khusus penentu kebijakan. Ketua dijabat oleh Drs. Hariadi perwakilan dari asosiasi kepariwisataan, Wakil Ketua diduduki oleh Dr. Sunardi, SE MM dari asosiasi akademisi, Sekretaris dijabat oleh Andriyani Fitri dari asosiasi pariwisata.
Anggota ada 6 orang, yaitu Abdullah Qussairy, SS dari asosiasi pariwisata, Samsul Muarif, SE dari asosiasi pariwisata, Isa Wahyudi, S.Psi M.Psi dari asosiasi pariwisata, Ir. Dalang S Yusuf dari penerbangan, Noordin Djihad dari asosiasi profesi, dan Novita Sari, M.Sc selaku perwakilan akademisi.
Dengan terpenuhinya pembentukan BPPD, Sutiaji berharap pariwisata Kota Malang dapat bangkit meskipun di masa pandemi. “Di masa pandemi, menurut saya, justru kita bisa ambil wisatawan nusantara. Karena wisatawan mancanegara ada pembatasan. Keberadaan BPPD ini sebagai fasilitator dalam mengembangkan sistem wisata yang integral,” terangnya.
Pria asal Lamongan itu menekankan, bahwa Tri Bina Cita Kota Malang sebagai Kota Pendidikan, Pariwisata, dan Industri dapat dikemas dalam promosi pariwisata Kota Malang. “Kita akan konsentrasi pada wisata pendidikan, wisata budaya, dan heritage yang menjadi unggulan Kota Malang,” pungkasnya.
Reporter : Hariani
Editor : MA Setiawan