![](https://malangpagi.com/wp-content/uploads/2020/12/IIC-1.jpg)
KOTA MALANG – malangpagi.com
Sebanyak empat penyandang sabuk hitam Taekwon-Do ITF (International Taekwon-Do Federation) mewakili Indonesia di event International Instructor Course (IIC) dan International Umpire Course (IUC) yang untuk pertama kalinya digelar secara daring, dan diikuti oleh ratusan peserta dari 35 negara.
Keempat sabuk hitam tersebut adalah Meta Andri Setiawan (Dan II) asal Kota Malang, Yohanes Ferdi (Dan III) asal Bandung, serta Rudy Alfian Noor (Dan IV) dan Rizal Priyo Sugihartono (Dan IV) asal Sidoarjo, Jawa Timur.
Dalam IIC dan IUC yang diselenggarakan selama dua hari itu (Sabtu Minggu, 5-6/12/2020), peserta akan mendapat pelatihan berupa pengetahuan sejarah Taekwon-Do, pemahaman teknik tul (jurus), beberapa variasi latihan tendangan, serta tata cara perwasitan.
Acara dibuka dengan sesi penjelasan sejarah Grand Master (GM) Mario Troiano (Dan XI) asal Argentina. Beliau merunut sejarah Taekwon-Do sejak awal berdirinya pada tahun 1955, hingga saat ini.
Selanjutnya sesi utama dikonduktori oleh GM Trevor Nicholls (Dan XI) dari Inggris, serta GM Nestor Galarraga (Dan XI) dan Master Jose Maidana (Dan VIII) dari Argentina.
“Dengan konduktor yang kompeten, tentu event ini akan sangat menarik dan juga sangat hemat, karena diadakan online. Walau singkat, saya yakin ini akan sangat berguna bagi para praktisi Taekwon-Do, untuk mengupdate teknik dan pengetahuan mereka,” ujar Presiden ITF Indonesia, Ivan Antonius kepada Malang Pagi, Sabtu (5/12/2020).
Pria penyandang Dan VI ITF itu berterima kasih kepada para sabuk hitam yang turut partisipasi di event ini mewakili Indonesia.
“Saya berharap, ke depannya akan makin banyak praktisi yang sadar akan manfaat pelatihan internasional ini. Mereka akan mendapatkan pengetahuan yang berguna untuk mengembangkan teknik yang dimiliki. Dan tentunya ilmunya dapat ditularkan ke siswa, serta membantu perkembangan Taekwon-Do ITF di Indonesia,” pungkasnya.
![](https://malangpagi.com/wp-content/uploads/2020/12/IIC-2.jpg)
Sementara itu, Meta Andri Setiawan yang juga menjadi satu-satunya wakil Kota Malang, merasa bersyukur dapat mengikuti event ini di tengah masa pandemi.
“Di antara sekian banyak kerugian akibat dampak pandemi, saya rasa hal satu ini patut disyukuri. Di mana saya dapat menimba ilmu yang sangat berharga ini tanpa harus mengeluarkan biaya besar untuk perjalanan ke luar negeri. Karena semuanya cukup dilakukan di rumah,” ujar Ketua ITF Malang Taekwon-Do itu.
Salah satu konduktor IIC dan IUC virtual, GM Nestor Galarraga mengaku sangat gembira, dapat membagi pengetahuan yang dimiliki kepada para instruktur Taekwon-Do ITF dari berbagai negara.
“Atas nama Komite Teknis dan Turnamen ITF, Saya sekalu Eksekutif ITF ingin menyampaikan penghargaan yang tulus dan terima kasih atas sambutan positif untuk penyelenggaraan IIC dan IUC virtual akhir pekan ini,” ujar pria yang bermukim di Buenos Aires, Argentina itu.
“Tanggapannya begitu luar biasa, menunjukkan ikatan kuat dan semangat kebersamaan. Serta mampu membangkitkan semangat global dan memfokuskan energi untuk merealisasikan tujuan di tahun depan,” tutupnya.
International Taekwon-Do Federation adalah organisasi yang menaungi Taekwon-Do gaya tradisional, gaya yang sama dengan saat diciptakan pada tahun 1955 silam.
Di organisasi ini berpusat di Toronto, Kanada ini, Indonesia menjadi salah satu anggota resmi dengan nomor keanggotaan MO441.
Saat ini, Taekwon-Do ITF sudah tersebar di beberapa kota di tanah air. Termasuk di Kota Malang, yang memiliki tempat latihan aktif di Start Sport Sawojajar dan SMK Negeri 4 Malang.
Reporter : Triana
Editor : Redaksi