KOTA MALANG – malangpagi.com
Kampung Budaya Polowijen (KBP) kedatangan rombongan yang terdiri dari 40 orang pengrajin asal Sentra Kerajinan Anyaman Bambu dari Desa Sukolilo, Kecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan, Sabtu (21/11/2020). Kedatangan mereka adalah untuk melakukan studi banding pemanfaatan bambu di KBP sebagai sentra kerajinan bambu.
Lasmiran, Kepala Desa Sukolilo menyampaikan keinginannya untuk membuat desa wisata seperti KBP. “Saya terkejut mengetahui semua produk dari desa kami dibuat ornamen di sini. Kami berniat untuk meningkatkan sentra kerajinan anyaman bambu di desa kami menjadi sentra edukasi, sepeti di KBP ini,” tuturnya.
Dalam kunjungannya, rombongan disuguhi hiburan Tari Topeng Malang. Bahkan para tamu diajak untuk menari bersama. Rombongan juga diajak praktik melukis bersama di atas media caping, yang nantinya diperuntukkan sebagai cinderamata dari KBP.
Ide tentang desa wisata bambu sebenarnya sudah lama bergulir, dan konsepnya telah banyak dipakai di desa wisata lain. Asan Sutanto, Ketua Sentra Kerajinan Bambu benar-benar tidak menyangka bahwa Kampung Budaya Polowijen sangat maksimal dalam memanfaatkan kerajinan bambu asal Sukolilo. Mulai ekterior hingga interior rumah.
“Kami belajar banyak dari kampung ini, dan tinggal mereplikasi,” ujar Asan, yang juga mentor Asosiasi Pengrajin Bambu Jawa Timur itu.
Di kesempatan yang sama, Anang Rudi Hermanto, salah satu perupa KBP memberikan beberapa contoh pemanfaatan kerajinan bambu yang bukan untuk kebutuhan sehari hari.
“Di KBP, kerajinan bambu bisa dijadikan media untuk kegiatan seni rupa. Seperti untuk keperluan desain fashion, atau bahkan untuk digunakan sebagai alat musik. Ke depannya, kerajinan bambu juga akan dikembangkan untuk media terapi dan seni,” ungkapnya.
Ketua Pokdarwis Kota Malang, Isa Wahyudi mengatakan, dalam membangun kampung wisata harus memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri.
“Satu alasan mengapa Kampung Budaya Polowijen menggunakan bahan bambu, dikarenakan di Polowijen ada peninggalan benda bersejarah yaitu Watu Kenong, yang merupakan ODCB (Obyek Diduga Cagar Budaya). Watu Kenong diduga sebagai umpak rumah bambu zaman dulu,” jelas pria yang akrab disapa Ki Demang itu.
Atas dasar itu, sederetan rumah warga di KBP disulap menjadi rumah beratapkan bambu. Begitu juga di depannya tak sedikit didirikan gazebo bambu. Selain itu, banyak hiasan topeng dan hiasan ornamen bambu yang dipajang di rumah-rumah dan di gazebo.
Reporter : Christ
Editor : MA Setiawan