KOTA MALANG – malangpagi.com
Ratusan nasabah yang menjadi korban Baitul Maal wat Tamwil Perdana Surya Utama (BMT PSU) menggalang dukungan dalam acara yang dikemas halalbihalal di gedung Kesenian Gajayana, Jalan Nusakambangan.
Mereka menuntut uang sekitar Rp 30,5 miliar yang disimpan di BMT yang bermasalah sejak 2015 tersebut.
Ini bukan kali pertama, mereka sudah berkali-kali melakukan protes maupun ngluruk BMT yang berkantor pusat di Jalan Soekarno-Hatta tersebut.
Sebab, uang tabungan mereka tidak bisa dicairkan. Sedangkan, pengelola BMT saat itu hanya meminta mereka bersabar.
“Kami sudah membentuk pengurus baru untuk membantu mengembalikan uang nasabah,” terang Ketua Tim Penyelesaian Kasus BMT PSU Gatot Subiantoro, Senin (30/7/2018) malam.
Lanjut dia, kalau sudah beres, koperasi dan pengurus-pengurusnya bisa dibubarkan.
Dalam kesempatan tersebut, pengurus melakukan pendataan yang akurat soal kerugian nasabah. Karena, bendahara BMT PSU yang lama menyebut kerugian nasabah sekitar Rp 40 miliar itu belum valid.
Menurut Gatot, saya ingin mendapat data riil yang bisa dimasukkan dalam data base. Jadi, segera melakukan upaya pengembalian dana ke sejumlah pihak yang dianggap bertanggung jawab atas aset-aset BMT PSU.
“Saya pingin mendapatkan data yang sebenar-benarnya dan nanti bisa dimasukkan di data base,” ucap Gatot.
Ia berharap, yang belum melapor segera menyetorkan berkas atau dokumen kerugian nasabah. Karena diperkirakan, total dana ribuan nasabah ada sekitar Rp 30,5 miliar.
Reporter : Tikno
Editor : Putut