
KOTA MALANG – malangpagi.com
Aksi konvoi salah satu perguruan silat berujung tragedi di Kota Malang. Seorang anggota perguruan silat tewas dan dua lainnya luka-luka setelah ditusuk oleh warga di Jalan Raden Panji Suroso, Jumat (4/7/2025) dini hari.
Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Nanang Haryono mengatakan, peristiwa berdarah itu terjadi sekitar pukul 01.30 WIB di depan Perumahan Araya atau dekat Persada Hospital.
“Rombongan konvoi berjumlah sekitar 200 orang melintas di lokasi. Saat itu pelaku, FR (24), bersama tiga temannya sedang makan nasi goreng di pinggir jalan,” ujar Kombes Pol Nanang, Jumat (4/7/2025).
Keributan bermula saat rombongan melakukan blayer motor yang memicu respons dari pelaku FR. Ia berteriak ke arah konvoi dan adu mulut terjadi hingga terjadi penusukan.
“Korban MAS (18), warga Blitar, mengalami luka tusuk di dada kiri hingga tembus paru-paru dan meninggal di tempat. Dua rekannya, DA dan RPS, juga mengalami luka tusuk dan sabetan, dan kini dirawat di RSSA,” jelasnya.
Pelaku disebut dalam pengaruh minuman keras (miras) saat kejadian. Usai menusuk, ia sempat dikeroyok massa, membuang senjata tajamnya, lalu bersembunyi. Namun tak butuh waktu lama, FR berhasil diamankan polisi kurang dari empat jam usai kejadian sekitar pukul 05.00 WIB.
“Pisau yang digunakan pelaku ditemukan di sekitar lokasi, tepatnya di dekat sebuah mobil dinas. Dari hasil penyelidikan, FR diketahui bekerja di salah satu perusahaan pembiayaan di Malang dan tidak terkait dengan perguruan silat mana pun,” tegasnya.
FR dijerat Pasal 351 ayat 3 subsider ayat 2 junto Pasal 64 KUHP tentang penganiayaan yang menyebabkan kematian dan luka berat, dengan ancaman hukuman maksimal tujuh tahun penjara.
Kombes Pol Nanang juga menyampaikan bahwa pihaknya telah berupaya mengantisipasi potensi gesekan selama konvoi berlangsung, termasuk penyekatan dan imbauan untuk putar balik.
“Namun karena jumlah massa sangat besar dan euforia yang tinggi di jalan raya, tidak semuanya bisa diantisipasi. Di titik tertentu kondusif, tapi interaksi langsung dengan warga masih menjadi tantangan,” pungkasnya. (YD)