Malang Pagi
  • BERITA
  • MALANG RAYA
  • EKONOMI BISNIS
  • OLAHRAGA
  • OTOMOTIF
  • OPINI
  • GAYA HIDUP
  • BERITA DUKA
No Result
View All Result
  • BERITA
  • MALANG RAYA
  • EKONOMI BISNIS
  • OLAHRAGA
  • OTOMOTIF
  • OPINI
  • GAYA HIDUP
  • BERITA DUKA
No Result
View All Result
Malang Pagi

Buatlah Orde Pancasila, Itu Gagasan Pengasuh Pesantren Luhur di Tahun 1998

by Red
7 April 2019
in Global
Bagikan Berita

Prof. Dr. Kyai H Achmad Mudlor (memakai serban) saat mendukung reformasi.

KOTA MALANG – malangpagi.com

Ada Pernyataan menarik dan cukup keras, dari Prof. Drs. KH. Mudlor, SH (60) tentang Pemilu di Indonesia, “Sistem pemilu Orde Lama (Orla) lebih baik dari Orde Baru (Orba)” pada Dialog Regional Format Politik Pasca SU MPR 1998, pada saat di aula Ponpes Mambaul ‘Ulum’ Tambak Beras, Jombang.

Sementara Sistem Orla dinilai lebih bisa menampung aspirasi rakyat. Sedangkan, sitem pada Orba lebih banyak “mengkebiri” hak-hak rakyat. Penghapusan 5 poker undang-undang, khususnya yang menyangkut masalah pemilu, baginya, merupakan keniscayaan yang tak bisa ditunda.

Melihat esensi yang tak lagi bisa dikatakan “baru”, guru besar yang juga pendiri IAIN Malang (kini STAIN) itu mengusulkan, agar nama-nama orde yang pernah ada, diubah menjadi Orde Pancasila, sebagai upaya melebur antara Orla dan Orba.

Menurutnya, tak semua yang ada di masa Orla itu buruk. Sebaliknya, tak semua yang ada di Orba itu baik. Masing-masing ada kelemahan dan kelebihan. Di sisi lain, saat ini, masih banyak orang Orla. Untuk menjembatani berbagai silang pendapat itu, sekaligus untuk Melahirkan “orde” yang lebih baik, pengasuh Ponpes Luhur, Sumbersari, Malang, itu mengusulkan lahirnya Orde Pancasila.

Baca Juga :

Giri Kedaton

Giri Kedaton

12 Januari 2022
Kunjungi Pesantren Luhur, Ketum DPP KNPI Haris Pertama Apresiasi Gagasan Orde Pancasila

Kunjungi Pesantren Luhur, Ketum DPP KNPI Haris Pertama Apresiasi Gagasan Orde Pancasila

27 April 2019
Pengukuhan Pengurus PGDN Wilayah Jawa Timur

Pengukuhan Pengurus PGDN Wilayah Jawa Timur

7 April 2019
Peringatan HAUL V Al Maghfurlah Prof. Dr. Kyai H Achmad Mudlor SH

Peringatan HAUL V Al Maghfurlah Prof. Dr. Kyai H Achmad Mudlor SH

15 Oktober 2018
Load More

Kiai yang dikenal ahli Ilmu Balaghah itu juga membenarkan adanya unjuk rasa jika diketahui benar-benar membawa manfaat. Meskipun, harus ada korban, asal tidak besar dan tidak membahayakan. Ia mengambil tamsil (dasar hukum) kapal.

Misalnya dalam sebuah kapal ada 30 penumpang, kemudian ada badai. Jika penumpang tak dikurangi, pasti kapal tenggelam. Boleh mengurangi demi menyelamatkan kapal dan penumpang mayoritas.

Dalam mengupayakan reformasi, ada kekuatan terpendam yang sebenarnya belum tergarap. Yakni, santri. Mudlor mengusulkan, agar dalam setiap unjuk rasa, mahasiswa bergabung dengan santri. Jika santri turun, akan mendapatkan kekuatan lebih. “Kalau santri turun, berarti mendapat restu, kianya. Ini akan menambah kekuatan,” tegasnya seusai dialog.

Kini Mudlor yang memangku Ponpes Luhur, Sumbersari, Malang, ingin melihat permasalahan negeri ini dari kacamata agama. Banyak kritiknya cukup pedas, beliau berkenan memaparkan. Salah satu petikannya:

Dalam agama, istilah reformasi Itu disebut apa?

Hijrah. Yang disebut hijrah adalah perpindahan dari kejelekan menuju kebaikan. Dari dhalim menuju hudan (petunjuk). Dari tertindas menuju merdeka.

Dari kacamata agama, kondisi Indonesia saat ini, apakah sudah waktunya hijrah?

Kalau kita bertahun-tahun dalam keadaan menderita, Pancasila tidak berjalan dengan semestinya, peraturan yang ada juga tidak berjalan semestinya, jika tidak segera dimulai (reformasi), tambah tahun tambah bercokol. Bercokolnya kedhaliman bertambah kuat. Reformasi boleh saja, asal tidak menimbulkan kerusakan. Para Ulama mulai tanggap. Malah mereka menyayangkan, kenapa santri kok diam? Oleh karena itu saya usulkan, gerakan ini jangan hanya gerakan mahasiswa, tapi mahasiswa plus santri.

Reformasi itu kan berubah dari satu tingkat menuju tingkat lebih tinggi. Sama dengan pembangunan, meningkatkan derajat kehidupan bangsa menuju tingkat lebih tinggi. Sedang teori (praktik)nya nanti dengan jalan radikal atau secara evolusi, itu masalah lain.

Apakah kesadaran berreformasi tidak terlambat toh pemerintah telah membuka “kran” reformasi?

Benar, pemerintah telah membawa “kran” reformasi tapi pada umumnya, konsep reformasi pemerintah ditolak para mahasiswa. Apalagi reformasi baru yang di laksanakan tahun 2003. Ini lebih ditolak lagi oleh kiai-kiai. Kalau kita sekarang melihat kemungkaran, sekarang juga harus diubah.

Kalau benar para kiai menuntut reformasi saat ini, dengan didukung santri, reformasi yang bagaimana yang diinginkan?

Minimal, DPR/MPR memuluskan secara kongkret bagaimana ‘bentuk’ reformasi di dalam pemilihan umum (pemilu). Bagaimana pula ‘bentuk’ reformasi di bidang politik dan ekonomi. Sekarang harus ditegaskan lebih dahulu. Kalau diputuskan reformasi tahun 2003, itu hanya salah satu jalan diterimanya maksud (usulan) pemerintah. Sekarang ini, (pemerintah) menerima reformasi, dan menyuruh DPR/MPR sidang untuk membuat gagasan (melaksanakan hak inisiatif).

Kalau para kiai mulai gerak, mestinya didukung santri, tapi, tampaknya santri masih diam, belum ada gerakan?

Sudah ada. Seperti gerakan di Unibraw, lalu. Di sana banyak santri ikut Misalnya dari Ponpes Miftahul Huda, Gading Pesantren, Malang. Juga dari santri Ponpes Luhur, Malang. Mereka saya tanya, katanya mau ikut unjuk rasa. Demikian pula gerakan di IAIN (STAIN) dan Unisma, dimasuki santri. Hanya saja, mereka belum berani menamakan diri ‘santri’.

Sebenarnya, kalau santri mau turun, akan lebih berwibawa, asal bergabung dengan mahasiswa. Alasannya, para santri itu dijiwai oleh amanat-amanat kiai. Kalau santri gerak, dianggap mendapat restu kiai. Kiai khususnya yang tak mendapat fasilitas-bergerak di belakang layar. (*)

 

 

Reporter: Red

Editor     : Tikno

 

 

 


Bagikan Berita
Tags: #Orde Baru#Orde Lama#Pesantren#Reformasipesantren luhur
ADVERTISEMENT

Related Posts

Turnamen Tenis Open di Malang Jadi Ajang Pemanasan Jelang Porprov Jatim 2025

Turnamen Tenis Open di Malang Jadi Ajang Pemanasan Jelang Porprov Jatim 2025

8 Juni 2025

...

Selamat Istirahat Bersama Bapa di Surga, Paus Fransiskus

Selamat Istirahat Bersama Bapa di Surga, Paus Fransiskus

21 April 2025

...

IDI Bakal Sanksi Tegas Dokter di RS Malang yang Lecehkan Pasien

IDI Bakal Sanksi Tegas Dokter di RS Malang yang Lecehkan Pasien

17 April 2025

...

Gedung DPRD Kota Malang Dibakar Ratusan Massa Aksi Demo Tolak UU TNI

Gedung DPRD Kota Malang Dibakar Ratusan Massa Aksi Demo Tolak UU TNI

23 Maret 2025

...

Gelar Gebyar UMKM, Pj Wali Kota Malang Dorong UMKM Naik Kelas

28 Desember 2024

...

Polres Malang Gelar Pra Rekonstruksi Kecelakaan di Tol Pandaan-Malang

Polres Malang Gelar Pra Rekonstruksi Kecelakaan di Tol Pandaan-Malang

28 Desember 2024

...

Saling Bertemu, Pj Wali Kota Malang dan Wahyu Hidayat Tunjukkan Teladan Positif

Saling Bertemu, Pj Wali Kota Malang dan Wahyu Hidayat Tunjukkan Teladan Positif

25 Desember 2024

...

Load More
Next Post
Bagaimana Bhabinsa Kodim 0826/Pamekasan Dalam Pengabdiannya Kepada Negara Dan Agama, inilah caranya!

Bagaimana Bhabinsa Kodim 0826/Pamekasan Dalam Pengabdiannya Kepada Negara Dan Agama, inilah caranya!

Jelang Pemilu, 3 Pilar Tulungagung Gelar Patroli Gabungan Skala Besar

Jelang Pemilu, 3 Pilar Tulungagung Gelar Patroli Gabungan Skala Besar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

ADVERTISEMENT
  • Tentang Kami
  • Pedoman Siber
  • Redaksi

©2018 - 2024 Malang Pagi. Hak cipta dilindungi undang-undang.

No Result
View All Result
  • BERITA
  • MALANG RAYA
  • EKONOMI BISNIS
  • OLAHRAGA
  • OTOMOTIF
  • GAYA HIDUP

©2018 - 2024 Malang Pagi. Hak cipta dilindungi undang-undang.

× Chat Admin